Islah Bahrawi Ingatkan Bahaya Doktrin Ideologi Kekerasan

-
Rabu, 12 Apr 2023 14:25 WIB

No Comments

islah

Jakarta, Vibrasi.co–Direktur Jaringan Moderat Indonesia sekaligus pemerhati radikalisme Islah Bahrawi atau disapa Gus Islah, mengingatkan tentang bahayanya  ideologi kekerasan jika telah tertanam sebagai doktrin di kepala penganutnya.
 
Hal itu diungkapkan Gus Islah dalam cuitannya di Twitter pada Senin, (11/04/2023). Cuitan ini terkait dengan berita tertangkapnya tiga tersangka terorisme asal Uzbekistan usai membunuh petugas imigrasi dan kabur dari tahanan detensi Kelapa Gading, Jakarta Utara.
 
Seperti diberitakan, pada Senin subuh, tiga tersangka terorisme kabur  dari tahanan detensi Kelapa Gading. Mereka membunuh satu orang petugas imigrasi dan melukai dua orang anggota densus 88. Namun di hari itu juga mereka tertangkap kembali dengan kondisi, 1 orang tewas tenggelam dan dua orang tertangkap hidup-hidup.
 
“Dari hasil pemeriksaan mereka melarikan diri untuk menghindar dari deportasi ke Uzbekistan. Mereka sadar akan menghadapi hukuman berat di negaranya. Tapi kemudian, akibat tindakan pelanggaran hukum pidana itu mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Untuk perbuatan terornya, kelak mereka akan tetap berhadapan dengan UU yang berlaku di Uzbekistan, mengingat perbuatan terornya banyak dilakukan di Uzbekistan dan Kyrgyztan,” cuit Gus Islah.
 
Ia juga menambahkan, jaringan teroris Uzbekistan sudah terendus Densus 88. “Sejak kedatangan mereka ke Indonesia, Densus 88 telah mendeteksi tingkat bahaya “Kelompok Uzbek” ini. Minggu lalu mereka ditangkap secepatnya sebelum menyebarkan ideologinya secara masif dan meringkus kembali dalam tempo kurang dari 12 jam setelah melarikan diri. Setelah kasus ini, mereka dipindahkan ke penjara dengan pengamanan maksimum di Polda Metro Jaya.”
 
Gus Islah lalu mengingatkan semua pihak tentang bahayanya doktrin ideologi kekerasan, “Inilah tingkat bahaya doktrin ideologi kekerasan yang terlanjur dimiliki oleh siapapun. Jangan pernah menyepelekan sebuah ideologi yang sudah terlanjur berada di “pojokan otak”. Ketika seseorang merasa tersudut dan memiliki momentum untuk melakukan perlawanan, ia akan melakukan apapun dengan risiko apapun; mereka siap membunuh atau terbunuh.”
 
 

Share :

Posted in

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklanIKN

Berita Terbaru

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terpopuler

Share :