- Regional
Kamis, 14 Sep 2023 13:12 WIB
Jakarta, Vibrasi.co,–Kapolda Kepri Irjen. Pol. Drs. Tabana Bangun, M.Si., menerima kunjungan Audiensi dan Silaturahmi Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepri, Selasa (12/9/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakapolda Kepri, Pejabat Utama Polda Kepri, Sekretaris Umum LAM Provinsi Kepri Dato Wira H. Raja Alhafiz, Ketua 1 Dato Wira Endi Maulida, Ketua 2 Wira Dr. H. Atmadinata M, Ketua 3 Dato Wira Zamzami A. Karim, Dato Wira Dr. Dra. Syarifah Normawati Hamid, Dato Wira Hj. Riawina, Dato Wira Ananda Octa Pratama.
Dalam sambutannya, Kapolda Kepri Irjen. Pol. Drs. Tabana Bangun, M.Si., menyampaikan mengucapkan terima kasih atas kunjungan Lembaga Adat Melayu (LAM).
Di hadapan para tetua adat Melayu Kapolda meminta maaf atas terjadinya kericuhan pada Kamis (7/9/2023).
“Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya mengenai penggunaan gas air mata yang terjadi di Kantor LAM Provinsi Kepri, penting untuk dicatat bahwa anggota kami telah mendapatkan pelatihan yang sangat rinci mengenai prosedur penggunaan gas air mata. Namun, ketika dihadapi dengan serangan fisik seperti lemparan-lemparan batu kami terpaksa menggunakan gas air mata sebagai tindakan pertahanan,” ujar Tabana.
Sementara Sekretaris Umum LAM Provinsi Kepri Dato Wira H. Raja Alhafiz juga menyampaikan terimakasih atas pengamanan yang telah dilakukan jajaran Polda Kepri.
Para tetua adat mengaku berkunjung ke Polda Kepri selain silaturahmi, juga ingin menjenguk para warga yang ditahan Polda Kepri buntut aksi demo pada Senin (11/9/2023) di depan Kantor BP Batam.
“Saya juga sangat berterimakasih atas permintaan maaf Kapolda Kepri terkait insiden penembakan gas air mata di gedung LAM Batam dan kami disini ingin duduk bersama dengan Bapak-bapak sekalian dan seluruh masyarakat Pulau Rempang serta Galang, sehingga kita dapat mencapai kesepahaman yang bermanfaat untuk semua pihak,”Sekretaris Umum LAM Provinsi Kepri Dato Wira H. Raja Alhafiz.
Dato Wira menjelaskan, masyarakat Melayu Batam sesungguhnya masyarakat yang cinta damai. Karenanya ia juga mengajak masyarakat untuk menahan diri di tengah situasi seperti ini.
“Kami percaya bahwa demo bukanlah jalan yang menguntungkan, tetapi justru merugikan kita semua. Oleh karena itu, kami mengajak pihak keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk duduk bersama dalam sebuah musyawarah dan dialog. Tujuannya adalah agar segala hal yang kita inginkan dapat berjalan seperti biasa, sambil menjaga hak-hak masyarakat agar tidak terganggu atau terabaikan,” tegas Dato Wira.
“Terakhir, Suku Melayu ini identik dengan Islam. Islam adalah rahmatan lil alamin yang berarti rahmat bagi seluruh alam. Ini adalah hak kita semua untuk menjalankan keyakinan kita dengan damai. Insya Allah, kami akan hadir disini untuk melakukan dialog yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban bersama, sehingga tidak akan ada lagi demo yang meresahkan masyarakat, terutama di Kota Batam dan kepulauan sekitarnya,” pungkasnya.
Posted in Regional