- Kriminal
Rabu, 13 Sep 2023 13:27 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri berhasil mengungkap sindikat peredaran gelap narkoba terbesar di Indonesia yang dipimpin oleh Freddy Pratama, Pablo Escobarnya Indonesia.
Bayangkan, total Polri telah menangkap 884 tersangka yang terlibat dalam jaringan ini. Sedangkan barang bukti pun tidak main-main nilainya.
Selama periode pembongkaran kasus ini dari 2020-2023, total ada Rp 10,5 triliun aset dan barang bukti terkait kasus tindak pidana narkoba dan TPPU yang berkaitan dengan sindikat Fredy Pratama.
“Nilainya cukup fantastis yaitu sekitar Rp 10,5 triliun selama tahun 2020 sampai 2023,” kata Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, Rabu (13/9/2023) di Mabes Polri.
Wahyu merinci, sebanyak Rp 55,02 miliar aset disita dari kasus tindak pidana narkotika. Aset ini mencakup sejumlah uang tunai, empat unit bangunan, 13 unit kendaraan, serta uang dalam sejumlah rekening.
Kemudian, aset senilai Rp 273,43 miliar juga disitu dari hasil TPPU yakni berupa 8 kendaraan, uang tunai, serta saldo dalam rekening, aset Fredy di Thailand, serta 33 bidang tanah dan bangunan di berbagai wilayah Indonesia.
Bagaimana dengan total barang bukti narkoba? Bareskrim telah menyita narkoba jenis sabu sebanyak 10,2 ton! Nilai sabu ini apabila dirupiahkan mencapai Rp 10,2 triliun.
Tidak hanya itu, disita pula sebanyak 116.346 butir ekstasi yang jika dirupiahkan mencapai Rp 63,99 miliar.
Dengan nilai sitaan yang mencapai puluhan triliun rupiah, jelas sindikat narkoba Freddy Pratama bukanlah sindikat kecil, melainkan sindikat terbesar yang pernah diungkap Mabes Polri.
Sayangnya, sampai detik ini, Freddy Pratama masih buron. Bareskrim sampai menetapkan Freddy Pratama sebagai buronan nomor 1 kasus narkoba di Tanah Air.
Kabar dari interpol, Freddy sempat terdeteksi di Thailand. Namun keberadaannya tidak diketahui lebih lanjut.
Freddy memiliki banyak nama samaran diantaranya, seperti Maming, The Secret, Casanova, Airbag, dan Mojopahit.
Terungkap dari Jalur Komunikasi
Pengungkapan sindikat Pablo Escobarnya Indonesia ini berawal dari berhasilnya Bareskrim membongkar jaringan komunikasi yang dipakai anggota sindikat.
Mereka menggunakan jaringan komunikasi melalui BBM (Blackberry Massenger), Threema, dan Wire.
“Sindikat ini menggunakan aplikasi Blackberry Messenger Enterprise, Threema, dan Wire saat berkomunikasi,” ucap Wahyu.
Bareskrim melakukan profilling terhadap kasus-kasus narkoba yang ditangani. Hasil profilling menunjukkan, kasus-kasus itu mengarah pada satu nama yaitu Freddy Pratama.
“Seluruh jalur komunikasi yang diungkap, bermuara kepada Freddy Pratama,” jelas Wahyu.
Sindikat peredaran gelap narkoba ini, kata Wahyu, beroperasi mengedarkan narkoba jenis sabu dan ekstasi di wilayah Indonesia dan Malaysia bagian timur.
Eks Kabaintelkam ini mengatakan, sindikat tersebut dikendalikan oleh Fredy Pratama selaku bandar besar yang juga merupakan pengendali utama (master mind).
Sebelumnya Freddy sudah buron sejak tahun 2014 karena suatu kasus narkoba. Bareskrim lalu melakukan pengembangan dimana kemudian ditemukan fakta bahwa selama buron, sindikat Freddy justru bertambah besar.
Meski Fredy masih berstatus buron atau masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 2014, Polri memastikan akan terus mengejarnya.
“Ya kita maksimalkan juga (proses penangkapannya), ya mohon doa restunyalah. Kan posisi dia bukan di Indonesia, di luar negeri,” kata Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa.
Mukti menyebutkan, ada kemungkinan Fredy telah mengubah wajah serta identitasnya. Terkait keberadaan Fredy, sempat ada informasi bahwa bandar kelas kakap ini berada di negara Thailand. Namun, pihak Kepolisian Thailand menyebut buronan kasus narkoba itu sudah berpindah negara.
Salah satu kasus besar yang masuk dalam sindikat Freddy adalah kasus narkoba selebgram asal Palembang berinisial APS.
APS diduga turut menikmati serta menyembunyikan aset milik suaminya yang sekarang ditahan di Lapas Nusakambangan.
Suami APS ini merupakan bagian dari jaringan Freddy Pratama. Dari tangan APS, Bareskrim berhasil menyita barang bukti empat rumah milik APS, satu Alfamart milik APS, dan 13 unit kendaraan roda empat berbagai jenis.
Posted in Kriminal