- profil
Senin, 11 Sep 2023 15:42 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) mendorong masyarakat untuk membudayakan sensor mandiri. Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto mengungkapkan Sensor Mandiri merupakan keniscayaan di tengah masifnya jenis tontonan yang berkembang di masyarakat.
Saat ini kata Rommy, medium tontonan bukan hanya bioskop atau televisi. “Sekarang orang bisa menonton kapanpun dan dimanapun menggunakan ponsel, tidak bisa dibatasi,” ujar Rommy.
Rommy mencontohkan, betapa setiap tahun Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menutup saluran-saluran tontonan yang tidak layak buat masyarakat.
“Tapi setiap ditutup satu, muncul ratusan saluran lainnya, sulit untuk benar-benar dihapus karena ini berhubungan dengan perkembangan teknologi yang tidak bisa dibatasi,” kata Rommy.
Lantaran akses masyarakat terhadap tontonan semakin mudah dan banyak, maka masyarakat memiliki potensi mengakses konten perfilman yang tidak sesuai dengan klasifikasi usianya.
Karenanya, LSF memiliki cara alternatif untuk mencegah atau minimal menguranginya dengan cara mengedukasi masyarakat melakukan sensor mandiri.
“Masyarakat dan publik perlu mendapatkan pendidikan dan pengetahuan terhadap film, melalui penguatan fungsi literasi, sehingga masyarakat memiliki kepedulian dan kesadaran untuk menonton film sesuai dengan klasifikasi usia dan peruntukkannya,” jelas Rommy kepada Vibrasi.co.
Kebijakan sensor mandiri yang ditempuh LSF bukan tanpa pijakan hukum. Justru kata Rommy, ini merupakan amanat undang-undang.
“Karena dalam UU No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman Pasal 61 ayat (1) dimana salah satu tugas LSF adalah memasyarakatkan penggolongan usia penonton film dan kriteria sensor film serta membantu masyarakat agar dapat memilih dan menikmati pertunjukan film yang bermutu serta memahami pengaruh film dan iklan film,” ujarnya.
Ketika sensor mandiri sudah menjadi budaya, maka masyarakat dapat memproteksi diri dan sekitar, serta memperkaya kearifan setempat sebagai upaya mempertahankan ciri kepribadian bangsa.
“Oleh kareta itu LSF dengan gencar dan semangat memberikan literasi tentang pentingnya melakukan sensor mandiri dalam menonton film di media apapun,” punkas Rommy.
Posted in profil