Kembali ke Akar

-
Senin, 10 Apr 2023 10:50 WIB

No Comments

Ilustrasi Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Pejambon, Jakarta, 18 Agustus 1945, (Sumber foto : dari IPPHOS)

Oleh : Yudi Latief

Saudaraku, dalam krisis jatidiri dan disorientasi politik, pilihan terbaik kembali ke akar. Meminjam ungkapan Amartya Sen, “Join the past to build a new!”

Kenanglah akar ketulusan dan kelurusan niat para pendiri bangsa. Dalam mengambil keputusan sulit, para anggota BPUPK terlebih dulu hening cipta seraya memanjatkan doa agar keputusan yg diambil dilandasi niat suci dan diterima dengan hati murni penuh keikhlasan.

Kenanglah akar rasa tanggung jawab para pendiri bangsa. Dalam membincangkan konstitusi, Muhammad Yamin mengingatkan, “Saya hanya minta perhatian betul-betul, karena yang kita bicarakan ini hak rakyat. Kalau ini tdk terang dalam hukum dasar, maka ada kekhilafan daripada grondwet; grondwettelijke fout, kesalahan perumusan UUD, besar sekali dosanya buat rakyat yang menanti-nantikan hak daripada republik.”

Kenanglah akar kesungguhan pendiri bangsa dalam mencapai yg terbaik. Menanggapi Soepomo, bahwa tak bisa dibentuk hukum dasar yang sempurna di masa perang, Soekarno mengingatkan, “Saya peringatkan tentang lamanya perang kita tidak tahu, barangkali satu bulan barangkali lebih lama dan jikalau hukum dasar kurang sempurna, lebih baik didekatkan pada kesempurnaan.”

Kenanglah keinsyafan tanggung jawab dan keluasan visi Bung Hatta Ia mengingatkan: ”Indonesia, luas tanahnya, besar daerahnya, dan tersebar letaknya. Pemerintahan negara yg semacam itu hanya dpt diselenggarakan oleh mrk yg mempunyai tanggung jawab yg sebesar-besarnya dan mempunyai pandangan yg amat luas. Rasa tanggung jawab itu akan hidup dalam dada kita jika kita sanggup hidup dengan memikirkan lebih dahulu kepentingan masyarakat, keselamatan nusa, dan kehormatan bangsa. Untuk mendapat rasa tanggung jawab yg sebesar-besarnya, kita hrs mendidik diri kita dengan rasa cinta akan kebenaran dan keadilan yang abadi. Hati kita harus penuh dengan cita-cita besar, lebih besar dan lebih lama umurnya daripada kita sendiri.”

Dengan akar semangat ketulusan, tanggung jawab, dan ketajaman visi itulah negara ini didirikan, seperti tercermin dlm pembukaan Konstitusi Proklamasi. Manakala kita mengalami kebimbangan arah hidup dan kerapuhan jatidiri, pilihan terbaik kembali ke fitrah spirit republik.

Share :

Posted in

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklanIKN

Berita Terbaru

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terpopuler

Share :