Ganip dan Ikhtiar Mengedukasi Praktik Politik yang Sehat

-
Kamis, 24 Agu 2023 16:19 WIB

No Comments

ganip5

Jakarta, Vibrasi.co–Setelah resmi pensiun dari militer dengan pangkat bintang tiga di pundak, tugas Letjen (Purn) Ganip Warsito, tidak serta merta berakhir.  Pria kelahiran Magelang, 23 November 1963 ini justru baru saja memulai medan perjuangan yang baru.

Yakni sebagai calon wakil rakyat yang harus memberikan teladan sekaligus harus bersedia mengerahkan segala kemampuannya sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Medan baru yang disebut politik ini, tentu bukanlah sesuatu yang mudah. Politik sebagaimana orang tahu, penuh dengan intrik. Salah sedikit, hukum bisa melilit.

Ganip Warsito menyadari penuh hal itu. Karenanya, ia selalu menekankan pentingnya literasi untuk meningkatkan pendidikan politik bagi masyarakat.

Kepada masyarakat yang datang untuk bertemu menyuarakan aspirasinya di Rumah Aspirasi, Ganip meminta masyarakat untuk mengutamakan program-program yang ditampilkan oleh para calon pemimpin yang akan dipilih. “Lihat  visi-misinya, programnya bagaimana, lalu track recordnya juga seperti apa,” kata Ganip.

Ia lalu mengemukakan, jika memilih berdasarkan keuntungan sesaat, maka kepentingannya juga akan berlaku sesaat. Persepsi bahwa pemimpin atau caleg melupakan rakyatnya setelah berhasil terpilih, merupakan kondisi yang timbul karena praktik demikian.

Berbeda misalnya jika memilih karena track record, visi-misi, serta program-program yang diusung. Keuntungannya pasti akan berjangka panjang, karena pemimpin yang terpilih lewat proses demikian akan berusaha sekeras mungkin mewjudkan janji politiknya.

“Persoalan-persoalan inilah yang kemudian mendorong saya untuk tidak sekedar berkampanye menawarkan program, tetapi saya juga ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, mengedukasi masyarakat tentang demokrasi dan politik yang sehat,” tegasnya.

Salah satu yang diedukasi Ganip tentang apa yang disebut evaluasi politik. Evaluasi politik merupakan hal penting yang dilakukan oleh warga ketika memilih seseorang untuk jadi pemimpin atau wakil rakyat.

“Caranya sederhana, setelah lima tahun menjabat, evaluasi saja, apa yang sudah dikerjakan orang itu, apakah program-programnya berjalan dan berhasil, jika berhasil, silakan pilih kembali, jika tidak, jangan dipilih lagi,” ujar Ganip.

Cara berpolitik sederhana seperti ini yang menurut Ganip, kurang diimplementasikan oleh masyarakat. Yang terjadi umumnya, meskipun orang yang dipilih gagal menjalankan janji politiknya, tetap bisa terpilih kembali karena maraknya praktik politik uang.

Ganip tidak memungkiri praktik politik uang sangat sulit diatasi di Indonesia. Oleh karenanya, ia berikhtiar terus mengedukasi masyarakat tentang prilaku berpolitik yang sehat.

“Sederhana toh? Kalau berhasil pilih lagi, kalau gagal jangan dipilih, itu saja parameternya,” tegas Ganip.

Dalam bahasa yang ditangkap, Ganip ingin masyarakat memilih bukan berdasarkan jumlah uang yang diterima, tetapi semata berdasarkan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan oleh pemimpin tersebut saat menjalankan amanahnya.

Untuk menyampaikan edukasi hal demikian menurut Ganip,  hanya dapat tersampaikan jika terjadi kedekatan dengan konstituen. Karenanya Ganip mengusung konsep pendekatan “Sedulurane Ganip”, dimana terjadi ikatan persaudaraan antara dirinya dengan warga.

“Persaudaraan adalah konsep penting yang telah diusung oleh para pendiri bangsa. Bagaimana Indonesia dengan bermacam suku ini bisa kuat dan bersatu  jika tidak diikat dengan persaudaraan?” ungkap Ganip.

Menariknya, Ganip mengungkapan persaudaraan di “Sedulurane Ganip” tidak hanya menjelang pemilu. Ia malah ingin persaudaraan itu tetap terjalin erat sampai masa mendatang.

Ganip mengisahkan ketika ia di militer, ia sangat menjaga tali persaudaraan dengan junior, teman seangkatan, dan juga para seniornya. Sehingga sampai sekarang meskipun sudah pensiun, ia tetap menjalin hubungan baik dengan para koleganya di militer. 

“Hidup ini kalau bersaudara kan enak mas, untuk apa sih cari musuh?” ujar Ganip sembari tersenyum tulus.

Kembali soal edukasi politik, Ganip mengaku apa yang dilakukannya dalam konsep “Seluduruane Ganip” merupakan keniscayaan yang harus dijalankan oleh seluruh kader PDIP, yaitu dekat dengan rakyat, jadi partainya “wong cilik”.

Dan hal itu, jusrtu sangat cocok bagi Ganip yang lahir dan dibesarkan dari keluarga biasa. Maka ia merasa bergabung ke PDIP merupakan pilihan yang tepat. 

Dalam “Sedulurane Ganip” semua orang memiliki kesetaraan dan kesamaan. Tidak memandang profesi, ekonomi, pendidikan, semua diperlakukan sama sebagai seorang saudara.

Persaudaraan yang ingin dibangun Ganip dengan warga Malang Raya adalah persaudaraan yang terus menerus, persaudaraan yang bukan hanya dibatasi oleh pileg atau pilpres. Tetapi persaudaraan yang tak lekang zaman.

 

Share :

Posted in

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklanIKN

Berita Terbaru

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terpopuler

Share :