Kerusuhan Mereda, 45 Ribu Polisi Masih Bersiaga di Seantero Perancis

-
Minggu, 02 Jul 2023 12:14 WIB

No Comments

parisrusuh

Jakarta, Vibrasi.co–Kerusuhan di seluruh Prancis mereda pada Sabtu malam, (1/7/2023), setelah puluhan ribu polisi akhirnya dikerahkan ke jalan. Tidak kurang 45 ribu polisi diterjunkan untuk mengendalikan kerusuhan yang terjadi sejak Rabu. 

Kerusuhan yang dipicu oleh tewasnya seorang remaja keturunan Afrika Utara berusia 17 tahun akibat tembakan polisi membuat negeri yang dikenal damai tersebut bergolak selama 3 hari.

Dilaporkan, lebih dari 2.000 orang demonstran ditangkap, 500-an mobil dibakar, puluhan toko rusak atau dilempari kaca, serta puluhan polisi juga terluka. 

Kerugian fisik akibat kerusuhan belum dapat dipastikan, namun lumpuhnya ekonomi Perancis selama tiga hari membuat negeri itu rugi besar.

Presiden Emmanuel Macron menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman yang dijadwalkan akan dimulai pada hari Minggu untuk menangani krisis terburuk bagi kepemimpinannya sejak protes “Rompi Kuning” melumpuhkan sebagian besar wilayah Prancis pada akhir tahun 2018.

Pada minggu pagi (2/7/2023), seperti dilaporkan Reuters, situasi sudah mulai mereda. Demonsran tampak kembali ke rumah masing-masing menyisakan ratusan bangkai kendaraan yang terbakar di jalan-jalan.

Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun dari orang tua Aljazair dan Maroko, ditembak oleh seorang petugas polisi saat pemberhentian lalu lintas pada hari Selasa di pinggiran kota Paris, Nanterre.

Untuk pemakamannya, beberapa ratus orang mengantre untuk memasuki masjid agung Nanterre. Para sukarelawan dengan rompi kuning berjaga-jaga, sementara beberapa lusin orang menyaksikan dari seberang jalan.

Beberapa pelayat, sambil menyilangkan tangan, mengatakan “Tuhan Maha Besar” dalam bahasa Arab, saat mereka membentangkan tangan di jalan raya dalam doa.

Marie, 60, mengatakan ia telah tinggal di Nanterre selama 50 tahun dan selalu ada masalah dengan polisi.

“Ini benar-benar harus dihentikan. Pemerintah benar-benar terputus dari realitas kami,” katanya.

Penembakan terhadap remaja tersebut, yang terekam dalam video, telah menghidupkan kembali keluhan yang sudah lama ada di masyarakat miskin dan masyarakat perkotaan yang terdiri dari berbagai ras mengenai kekerasan dan rasisme oleh polisi.

Nahel diketahui polisi karena sebelumnya tidak mematuhi perintah berhenti lalu lintas dan secara ilegal mengendarai mobil sewaan, kata jaksa Nanterre pada hari Kamis.

Macron membantah adanya rasisme sistemik di lembaga penegak hukum Perancis.

Ada juga kemarahan yang lebih luas di daerah pinggiran kota termiskin di negara itu, di mana ketidaksetaraan dan kejahatan merajalela dan para pemimpin Prancis telah gagal selama beberapa dekade untuk mengatasi apa yang oleh beberapa politisi disebut sebagai “apartheid geografis, sosial, dan etnis.”

Share :

Posted in

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklanIKN

Berita Terbaru

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terpopuler

Share :