- Bisnis dan Keuangan
Jumat, 01 Nov 2024 11:34 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Garuda) terus mencatatkan outlook kinerja yang menjanjikan. Hal tersebut salah satunya terefleksikan melalui pertumbuhan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) yang menguat hingga 11 persen di periode kinerja sampai dengan Kuartal III Tahun 2024 sebesar 685,81 juta dolar AS. Capaian ini sekaligus merefleksikan tingkat EBITDA yang tumbuh secara berkelanjutan pascarestrukturisasi, dimana hingga Kuartal III-2023 Garuda berhasil membukukan EBITDA sebesar 616,37 juta dolar AS.
Capaian tersebut turut tercermin melalui kinerja pendapatan usaha secara konsolidasi yang konsisten membukukan pendapatan usaha yang naik hingga 15% sebesar 2,56 miliar dolar AS selama periode Sembilan bulan pertama tahun 2024 (unaudited) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 yakni 2,23 miliar dolar AS.
Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut salah satunya ditopang oleh peningkatan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 17 persen (year-on-year) mencapai 2,01 miliar dolar AS sementara untuk pendapatan penerbangan tidak berjadwal turut mencatatkan kenaikan sebesar 6 persen dan pendapatan lainnya juga naik 8 persen dibandingkan dengan capaian hingga Kuartal III di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut salah satunya ditopang oleh peningkatan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 17 persen (year-on-year) mencapai 2,01 miliar dolar AS sementara untuk pendapatan penerbangan tidak berjadwal turut mencatatkan kenaikan sebesar 6 persen dan pendapatan lainnya juga naik 8 persen dibandingkan dengan capaian hingga Kuartal III di tahun sebelumnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengungkapkan, pertumbuhan pendapatan usaha sampai dengan triwulan ketiga tahun tersebut turut merefleksikan angkutan penumpang Garuda Indonesia secara grup di mana capaian angkutan penumpang hingga bulan September 2024 mencapai 17,73 juta penumpang atau menguat 24 persen (YoY) yang dikontribusikan dari angkutan Garuda Indonesia (mainbrand)l sebesar 8,34 juta penumpang meningkat 45 persen sementara Citilink sebanyak 9,39 juta penumpang, naik 10 persen.”
“Kinerja operasional Garuda Indonesia (mainbrand) turut merefleksikan pertumbuhan signifikan di mana penumpang sebesar 8,34 juta tersebut berasal dari pertumbuhan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 yakni mencapai 59 persen untuk angkutan penumpang internasional atau sebesar 1,87 juta penumpang, sementara jumlah penumpang domestik juga naik hingga 41 persen atau sebesar 6,47 juta penumpang,” jelas Irfan.
Optimisme capaian kinerja operasional juga tercatat pada pertumbuhan kargo yang naik 36 persen dari sebelumnya (YoY) 122,42 ribu ton menjadi 166,5 ribu ton angkutan kargo, di mana performa angkutan kargo Garuda Indonesia (mainbrand) berhasil mencatatkan kenaikan signifikan hingga 36% yakni sebesar 102,55 ribu ton kargo pada periode sampai dengan Kuartal III tahun 2024 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 75,32 ribu ton kargo, capaian tersebut dikontribusikan dari angkutan kargo rute internasional sebanyak 43,71 ribu ton kargo yang meningkat signifikan 55 persen, dan angkutan kargo rute domestik yang turut naik 25% atau sebanyak 58,83 ribu ton kargo.
“Tidak dapat dipungkiri selaras dengan peningkatan aktivitas penerbangan di fase pascapandemi, Perusahaan mengalami tekanan kinerja atas beban usaha yang meningkat hingga 20% karena disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya yakni beban pemeliharaan dan perbaikan, beban pelayanan penumpang, beban kebandaraan, hingga beban operasional penerbangan. Hal ini yang berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan kinerja yang diyakini dapat berangsur membaik hingga akhir 2024,” kata Irfan.
Irfan lebih lanjut menambahkan, kendati demikian di tengah tren penurunan profitabilitas transportasi udara, Garuda Indonesia konsisten menjaga penguatan indikator kesehatan kinerja positif yaitu yang tercermin pada EBITDA yang meningkat sebesar 11persem (YoY) menjadi 685,81 juta dolar AS, dan turut diperkuat oleh membaiknya posisi ekuitas perusahaan meskipun masih dalam kondisi negatif. Peningkatan positif kondisi EBITDA tersebut juga turut menjadi indikator penting kondisi solvabilitas Perusahaan yang semakin menguat”
Memasuki periode kuartal terakhir di tahun 2024, Garuda Indonesia terus mengoptimalkan berbagai peluang untuk meningkatkan pendapatan usaha termasuk memastikan pelaksanaan atas berbagai aksi korporasi di antaranya yakni penguatan alat produksi di mana pada bulan November dan Desember mendatang, Garuda Indonesia akan kembali menerima 2 pesawat narrow body Boeing B737-800NG dan potensi penambahan 2 pesawat narrow body lainnya (dalam tahap negosiasi) yang merupakan bagian dari rencana penambahan armada di tahun 2023 dan tahun 2024.
“Dengan kedatangan armada tersebut, kiranya akselerasi kinerja operasional penerbangan Garuda Indonesia dapat terlaksana secara maksimal terutama dalam memanfaatkan periode peak season libur Natal dan Tahun Baru, sehingga tren positif pendapatan usaha dapat terus terjaga di sepanjang tahun 2024 maupun sejumlah inisiatif strategis Perusahaan yakni berupa penjajakan implementasi skema ijarah pada lease term agreement lessor pesawat, kerja sama joint business bersama sejumlah maskapai global hingga service enhancement dari pre hingga post-flight dalam meningkatkan value layanan penerbangan Garuda Indonesia,” tutup Irfan.
Posted in Bisnis dan Keuangan, Index