- Ekonomi
Senin, 14 Okt 2024 15:15 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria merespons rencana pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan menggenjot program penggunaan biodiesel hingga 60% atau B60.
Arief menyatakan setuju saja penggunaan biodiesel mulai mendapat perhatian pemerintah di tengan situasi terbatasnya energi BBM. Namun Arief mengingatkan, sebelum melakukan hal itu, pemerintah harus menyiapkan sejumlah hal agar rencana itu terealisasi.
Menurut Arif ada sejumlah isu yang harus diperhatikan pemerintah ke depan agar program B60 bisa berjalan. Pertama adalah soal infrastruktur pengolahan dan harga.
“Kalau iya ini ada sejumlah isu yang harus diperhatikan. Pertama ketersediaan infrastruktur, kedua harga yang lebih tinggi dari PLN,” ungkap Arif saat panel diskusi Relawan Pengusaha Nasional (Repnas) di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024).
Bukan hanya itu, ada sejumlah faktor lain yang benar-benar harus menjadi perhatian utama pemerintah. Yang paling penting adalah ketersediaan bahan baku.
Menurut Arief, tantangan program penggunaan biodiesel harus menjadi perhatian utama sebelum program tersebut berjalan,
Arief menyebut, salah satu tantangan utamanya adalah karena sawit sebagai bahan baku biodiesel juga merupakan bahan baku produk lainnya. Seperti bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Karenanya menurut Arief, perlu ada perluasan lahan produksi untuk memenuhi kebutuhan sawit.
“Ketersediaan bahan baku, turunnya harga minyak dunia, isu lingkungan karena perluasan kebun kelapa sawit, meningkatnya kompetisi penggunaan sawit untuk energi dan pangan, serta kesenjangan peluang yang dimiliki pelaku usaha kecil dan besar,” sebut Arif.
Ketika perluasan lahan sawit diperlukan, maka tantangan berikutnya adalah soal isu lingkungan. Karenanya Arief meminta pemerintahan mendatang benar-benar mempersiapkan program penggunaan biodiesel ini secara matang dan komprehensif.