- Bola & Sports
Jumat, 06 Sep 2024 14:03 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Kiper Indonesia Maarten Paes layak dikukuhkan sebagai “Man of The Match” laga Indonesia versus Arab Saudi yang berlangsung Jumat (6/9/2024) dini hari di King Abdullah Stadium, Jeddah.
Dalam pertandingan yang berakhir imbang 1-1 tersebut, Paes melakukan tiga penyelamatan gemilang. Pertama pada menit ke-79, Paes memblok tendangan penalti kapten Arab Saudi Salem Al Dawsari.
Penalti itu berawal dari blunder Paes yang gagal membuang bola saat mendapat umpan balik dari Jay Idzes. Bermaksud mengontrol bola, Paes justru melakukan pelanggaran terhadap pemain depan Arab Saudi. Wasit asal Yordania Adham Makhadmeh pun menunjuk titik putih.
Namun Paes membayar tunai kesalahannya dengan memblok tendangan Salem yang mengarah ke sisi kiri gawang. Salem pun hanya bisa melongo saat sepakannya tidak berhasil menjebol gawang Indonesia.
Penyelamatan berikutnya terjadi saat Paes memblok tendangan dari luar kotak penalti. Bola yang menyusur ke sebelah kanan gawang berhasil ia tepis sehingga hanya menghasilan tendangan penjuru.
Berikutnya di menit ke-90+3, sebuah penyelamatan krusial kembali dilakukan Paes. Tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Feras Al Brikan di sisi kanan, Paes maju menghadang bola. Ia merentangkan tangan sehingga bola terhalau oleh tangan kanannya.
Momen itu sangat penting bagi Indonesia sehingga sukses membawa pulang satu poin dari Jeddah.
Profil Maarten Paes
Maarteen Paes lahir di Nijmegen, Belanda, pada 14 Mei 1998, atau saat ini usianya 26 tahun. Paes pernah memperkuat Timnas Belanda U-21 sebelum kemudian memilih menjadi WNI pada 30 April 2024.
Berdasarkan Transfermarkt per Selasa bulan April, harga pasaran Paes adalah Rp 20,86 miliar. Jika dibandingkan skuad timnas lainnya, harga pasaran Paes termahal keempat setelah Thom Haye (Rp 52 miliar), Sandy Walsh (Rp 26 milar), dan Jay Idzes (Rp 24 miliar).
Kiper dengan tinggi badan 192 cm itu saat ini memperkuat FC Dallas yang berkompetisi di divisi pertama kompetisi Amerika Serikat, Major League Soccer (MLS).
Paes sama sekali tidak memiliki darah Indonesia, alias bule tulen. Namun ia memiliki hubungan dengan Indonesia karena neneknya lahir dan pernah tinggal di Pare, Kediri, Jawa Timur.
“(Nenek saya) lahir di sana, tinggal di sana selama lima, enam tahun. Lalu, ada Perang Dunia II pecah dan kemudian selama beberapa tahun dia berada di kamp-kamp Spanyol-Jepang,” kata Paes dalam sebuah wawancara pada bulan Juli silam.
“Setelah itu, setelah beberapa tahun, dia kembali ke Belanda dengan menaiki sebuah kapal dan kemudian dia kembali. Ya, itu adalah bagian dari sejarah. Tapi, ya dia selalu bicara dengan rasa syukur tentang waktunya di Indonesia, terutama sebelum perang,” sambungnya.
Sebelum bergabung di FC Dallas, Paes bermain di FC Utrecht Belanda. Ia dipinjamkan ke FC Dallas selama setengah musim. Melihat penampilan gemilangnya, manajemen FC Dallas pun menyodorkan kontrak permanen buat Paes selama tiga musim.
Posted in Bola & Sports, Index