- Index
Sabtu, 31 Agu 2024 07:57 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Badan Wakaf Indonesia (BWI) mulai mengincar anak muda sebagai sasaran untuk menjadi pemberi wakaf atau wakif. Salah satu langkah mewujudkan hal tersebut dengan mengembangkan digitalisasi instrumen wakaf.
Ketua BWI Prof Kamaruddin Amin menyampaikan hal tersebut dalam peringatan Puncak Harlah ke-17 BWI di Hotel Pullman Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (30/8/2024) malam.
Menurut Kamaruddin, generasi muda merupakan segmen yang potensial dalam rangka menggali potensi wakaf di Indonesia yang mencapai 180 triliun. Karenanya perlu langkah-langkah strategis agar anak-anak muda mau berwakaf.
Kamarudin mengakui, tantangan utamanya adalah di sektor fasilitas dan instrumen wakaf itu sendiri. Sehingga melakukan digitalisasi instrumen wakaf diharapkan dapat menghilangkan hambatan tersebut.
“(bagaimana) Menciptakan instrumen yang mudah dijangkau oleh mereka, instrumen digital misalnya, agar mereka bisa berwakaf,” terang Kamaruddin.
Jika hal ini berhasil, Kamarudin yakin generasi muda Indonesia akan lebih mudah mengakses berbagai faslilitas dan instrumen wakaf.
“Sehingga mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama, anak-anak muda Indonesia itu memiliki gaya hidup berderma, berwakaf,” lanjutnya.
Langkah-langkah tersebut menurut Kamarudin sudah dilakukan oleh BWI. Di antaranya dengan menerbitkan aplikasi Satu Wakaf Indonesia. Aplikasi ini sangat mudah penggunannya, bahkan dengan jumlah nominal Rp 20 ribu saja, masyarakat sudah bisa berwakaf.
“Itu bisa berwakaf, sekarang juga bisa, (sebesar) Rp 20 ribu dan seterusnya, tergantung keikhlasan,” jelasnya.
Selain itu, BWI juga bakal menggunakan QRIS bagi masyarakat yang ingin berwakaf. Menurut Kamaruddin, QRIS merupakan metode pembayaran yang mudah dan masif penggunaannya di masyarakat.
Rencana BWI adalah menyebar QRIS ke masjid-masjid di seluruh Indonesia.
“Di masjid-masjid juga kita akan pasang nanti QRIS untuk teman-teman bisa berwakaf dan mudah-mudahan insyaallah. Yang penting insyaallah, tolong kamu dipantau, kredibilitas lembaga itu sangat penting,” katanya.
Secara umum, Kamaruddin juga mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya masyarakat, untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan wakaf ini. Sebab dari potensinya yang sebesar Rp 180 triliun per tahun, baru Rp 2,5 triliun yang terealisasi.
“Kita akan ajak seluruh kementerian, seluruh masyarakat madani, masjid-masjid, calon pengantin, calon jamaah haji dan umrah, ajak sahabat-sahabat pers untuk bersama-sama mensosialisasikan (gerakan wakaf) ini, agar potensi wakaf Indonesia terus bertambah,” tutup Kamaruddin.