- Index
Kamis, 29 Agu 2024 11:03 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Sesuai aturan tahap pelaksanaan pemilihan kepada daerah (pilkada) 2024, hari ini, Kamis, (29/8/2024) adalah hari terakhir pendaftaran bakal calon gubernur DKI Jakarta.
Sampai pagi ini pukul 10.00 WIB, KPU DKI Jakarta telah menerima pendaftaran dua pasangan calon (paslon). Pertama paslon Pramono Anung-Rano Karno yang diusung PDIP dan paslon Ridwan Kamil-Suswono yang didukung 13 partai politik.
Keduanya mendaftar pada Rabu (28/8/2024), Pramono Anung-Rano Karno pada pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB, sementara Ridwan Kamil-Suswono pada siang pukul 13.30 WIB.
Kabarnya, di hari terakhir paslon Dharma Pongrekun-Kun Wardana bakal mendaftarkan diri sebagai calon indenpenden.
Sebelum munculnya pencalonan Pramono Anung-Rano Karno, PDIP sempat membuka peluang mengusung mantan gubernur Jakarta periode 2017-2023, Anies Baswedan.
Peluang tersebut terbuka setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menerbitkan putusan MK No.60 yang melonggarkan ambang batas pencolanan gubernur dalam pilkada 2024.
Dengan putusan tersebut maka PDIP dapat mencalonkan pasangan gubernur wakil gubernur tanpa perlu koalisi. Di saat itulah nama Anies Baswedan mencuat digadang-gadang bakal mendapat dukungan dari PDIP.
Pada Sabtu, (24/8/2024), Anies meyambangi kantor DPD PDIP Jakarta di Cakung, Jakarta Timur. Kunjungan tersebut menurut petinggi PDIP Masinton Pasaribu, terkait dengan pencalonannya sebagai gubernur DKI Jakarta.
Lalu pada Senin pagi (26/8/2024) kabar Anies bakal diusung PDIP semakin santer. Bahkan sejumlah sumber Vibrasi.co di internal PDIP sudah memastikan bahwa hari itu, PDIP akan mendeklarasikan pasangan Anies Baswedan-Rano Karno.
Tak hanya itu, Anies pun telah tiba di kantor DPP PDIP di Lenteng Agung mengenakan batik berwarna merah. Di kantor DPP Anies tampak berbincang-bincang dengan Rano Karno.
Akan tetapi, deklarasi Anies Baswedan-Rano Karno urung berlangsung. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno hanya mengumumkan deklarasi dukungan untuk 7 calon kepala daerah, minus DKI Jakarta.
Lalu dua hari setelahnya, atau Rabu (28/8/2023) PDIP benar-benar tidak mencalonkan Anies setelah PDIP akhirnya mendaftarkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno ke KPU DKI sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Lalu bagaimana nasib Anies? Pengamat politik Hendri Satrio menyatakan peluang Anies untuk maju dalam pilgub DKI Jakarta relatif sudah tertutup.
“Anies sudah sulit sekarang. Jika suara partai-partai itu dikumpulkan saya rasa sulit mencapai angka 7,5 persen seperti sesuai putusan MK Nomor 60,” ujar Hendri kepada Vibrasi.co, Kamis (29/8/2024).
Sementara untuk masuk lewat jalur indenpenden, hal itu juga sudah tidak mungkin karena waktu pendaftaran dan verifikasi juga sudah tutup.
Meski begitu, Hendri menyebut pilkada DKI Jakarta tetap menarik, karena ada dua calon dan kemungkinan tiga calon jika paslon indenpenden Dharma Pongrekun-Kun Wardana jadi mendaftar hari ini.
“Tetap menarik, kemungkinan bakal ada tiga paslon. Kontestasinya tetap menarik, tidak ada Anies ya ya tidak apa apa. Yang penting Jakarta tidak pernah kekurangan pemimpin, asal jangan melawan kotak kosong saja,” tambah Hendri.
Senada dengan Hendri, pengamat politik Adi Prayitno juga mengatakan PDIP merupakan tiket terakhir Anies untuk nyagub. Maka ketika PDIP mencalonkan Pramono Anung-Rano Karno, kandaslah peluang Anies.
Menurut Adi, batalnya PDIP mengusung Anies menandakan partai banteng itu tidak tergiur dengan elektabilitas Anies yang tinggi di DKI Jakarta.
“PDIP tidak ingin mengorbankan basis elektoralnya yang selama ini berjarak dengan Anies,” kata Adi, Rabu (28/8/2024).
PDIP sebagai partai besar menurut Adi, punya daya tawar yang kuat terhadapa Anies. Jika PDIP mencalonkan Anies, mungkin saja Anies menang, akan tetapi dapat menggerus basis konstituen PDIP yang jelas berbeda dengan pendukung Anies.
“Tidak silau dengan elektabilitas sekalipun bukan kader partai. Jadi PDIP tidak silau dan tergoda dengan Anies sekalipun elektabilitasnya paling tinggi,” tutupnya.