- Edukasi
Rabu, 07 Agu 2024 14:00 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Secara bertahap sejak tahun ajaran 2021, Kemendikbudristek menerapkan Kurikum Merdeka di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Implementasi kurikulum tersebut adalah penghapusan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Dengan penghapusan ini, maka membuat siswa SMA dapat memilih mata pelajaran apa saja untuk pendalaman, terkait rencana studi lanjutan ke perguruan tinggi. Tidak hanya terpatok pada jurusan IPA atau IPS saja.
Setelah dilakukan bertahap, maka di tahun 2024 ini Kemendikbudristek berencana menerapkannya di seluruh sekolah di Indonesia.
Terkait hal itu, sejumlah sekolah menyatakan sudah siap dan bahkan telah melakukan sosialisasi ketika kebijakan ini terbit.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMA 62, Kramat Jati, Nurita Siregar mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi Kurikulum Merdeka sejak penerapan Kurikulum Merdeka ini keluar.
“Kami sudah lakukan sosialisasi kepada orangtua siswa sejak kebijakan Kurikulum Merdeka ini terbit. Bahkan kami sudah melakukannya semenjak tahun lalu sehingga jadi ketika implementasi kebijakan ini akan dilakukan seluruhnya, SMA 62 sudah siap,” tutur Nurita kepada Vibrasi.co, Senin (5/8/2024).
Nurita menyebut, tidak masalah berarti dalam penghapusan jurusan di sekolahnya. Sebab, pihaknya juga mendapat asistensi dari Dinas Pendidikan sehinga semuanya berjalan dengan lancar.
“Dari sisi orangtua siswa juga memahami penghapusan ini. Kami mengatakan, bahwa peminatan dan pendalaman materi siswa sekarnag tidak lagi harus melalui jurusan IPA dan IPS saja. Tetapi bisa untuk mata pelajaran lainnya dalam rangka persiapan masuk perguruan tinggi,” ujarnya.
Nurita menjelaskan, pendalaman tersebut adalah siswa yang ingin berkuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan yang terkait dengan peminatan jurusan tersebut.
Jadi, siswa dapat mengambil pendalaman mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut dan Fisika, tanpa harus mengambil mata pelajaran Biologi.
Sebaliknya siswa yang ingin masuk jurusan kedokteran bisa pendalaman mata pelajaran biologi, tanpa harus mengambil mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut atau mata pelajaran yang tidak terkait dengan penjurusannya.
‘Untuk jam pelajaran, guru, dan lain sebagainya, SMA 62 sudah siap dan telah melaksanakannya sejak tahun kemarin,” jelas Nurita.
Melalui Serangkaian Tahapan
Persiapan matang juga telah dilakukan oleh SMA Angkasa 1 yang berlokasi di Halim, Jakarta Timur. Kepada Vibrasi.co, Kepsek Angkasa 1 Tata Tavip Budiawan mengatakan, SMA Angkasa 1 melakukan sejumlah tahapan sebelum siswa bersangkutan memilih pendalaman mata pelajaran.
“Pemilihan mata pelajaran di Fase F (kelas XI), sudah kami kawal dari sisi bakat, minat, hasil psikotes pendampingan guru, wali kelas, dan lain sebagianya,” ujar Tata.
Tata menjelaskan, tahapan atau pertimbangan saat siswa memilih mata pelajaran adalah capaian nilai kelas X, penelusuran minat dan cita-cita siswa, hasil Psikotes menjelang pemilihan mapel, konsultasi orangtua dan siswa dengan psikolog sekolah, serta konsultasi guru BP/BK.
“Sehingga kami ingin pemilihan mapel oleh siswa benar-benar sesuai dalam peminatan dan bakatnya untuk masuk perguruan tinggi,” tambahnya.
Terkait kekuatiran bahwa penghapusan penjurusan ini menutup potensi siswa di bidang tertentu lantaran penjurusan IPA dan IPS di tiadakan, Tata berpendapat sebaliknya.
“Yang dihapus dalam penghapusan jurusan ini adalah pengelompokan studinya bukan mapelnya. Jadi sekarang tidak ada kelompok studi IPA, IPS atau Bahasa. Tetapi, mapelnya tetap ada, siswa memilih mapel sesuai minat, bakat dan penjurusan di perguruan tinggi. Jadi pemilihan mata pelajaran tidak menutup potensi siswa dalam bidang tertentu. Justru akan menjadi penguat,” ujar Tata.
Menurut Tata, pemilihan mapel di Fase F inilah sesungguhnya esensi dari Kurikulum Merdeka.
“Sebab anak-anak memiliki kebebasan pilihan “apa yang ingin dipelajarinya” untuk menjadi bekal berarti mereka di perguruan tinggi,” jelasnya.
Soal kesiapan, pihaknya menjelaskan sejauh ini SMA Angkasa 1 telah menerapkan kebijakan ini sejak tahun 2022. Sehingga tidak ada kendala berarti.
“Alhamdulillah perencanaan dan pelaksanaannya berjalan dengan lancar. Bahwa di dalamnya masih ada yang belum ideal, betul. Ini misalnya terkait dengan sumberdaya manusia (guru), sarpras, dan sebagianya. tetapi semua berjalan baik.” pungkas Tata.