- Uncategorized
Kamis, 23 Mei 2024 15:06 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Korps Marinir TNI AL menyatakan kematian Letnan Satu (Lettu) Eko Damara (30), meninggal dunia bunuh diri.
Anggota kesehatan Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir tersebut meninggal dunia Sabtu siang, 27 April 2024.
Melalui keterangan Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI AL Mayjen (Mar) Endi Supardi, perwira marinir tersebut tewas bunuh diri dengan cara menembakkan kepalanya di pos komando taktis.
Saat itu, pada Sabtu siang, 27 April 2024, Eko datang ke ruangan kesehatan dan meminta para anggotanya untuk keluar dari ruangan tersebut.
“Kemudian pukul 13.06 WIT, Prada Mar Danu hendak memasuki ruang kesehatan namun ruangan tersebut dalam keadaan terkunci sehingga Prada Mar Danu meninggalkan ruangan tersebut. Pukul 13.07, terdengar suara letusan senjata satu kali dari dalam ruangan kesehatan,” kata Endi dalam jumpa pers, Senin (20/5/2024).
Anggota TNI lainnya yang berada di lokasi, Serda Bagus pun mencoba melihat dari jendela. Ia menyaksikan Lettu Eko sudah tidak bernyawa dengan senjata laras panjang SS-2 V1 berada di samping tubuhnya.
Menurut Mayjen Endi, saat itu Eko masih dalam kondisi bernyawa dan segera dilarikan ke RSUD Dekai Kabupaten Yakuhimo.
“Kemudian pukul 13.15 WIT, Eko tiba di RSUD Dekai dan langsung mendapatkan penanganan medis oleh dokter jaga. Dan pada pukul 14.00 WIT, Dokter April menyampaikan bahwa Lettu Laut Eko tidak tertolong dan meninggal dunia,” kata Endi.
Selanjutnya Korps Marinir melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif Eko. Endi menyatakan hasil pemeriksaan Korps Marinir saat meninggal dunia Eko meninggalkan utang hingga Rp 819 juta.
“Utang-utangnya di daerah operasi ada Rp177 juta. Kemudian ada Rp641 juta, total seluruh hutang Rp819 juta,” lanjut Endi.
Selain itu, Korps Marinir juga melakukan forensi digital. Dugaan sementara, uang tersebut untuk bermain judi online.
Lebih jauh Endi mengatakan, pihaknya juga memeriksa ponsel yang bersangkutan untuk mengetahui penggunaan uang tersebut.
“Untuk pastinya habis kemana, saya tidak bisa pastikan. Tapi dari browsing yang ada, (almarhum) download semua (aplikasi judi online). Kenapa saya sampaikan? Karena beliau tidak beli apapun di daerah operasi,” kata Endi.
Sebaliknya pihak keluarga untuk menduga, Eko dianiaya lalu dibunuh. Paman Lettu Eko, Abdul Sattar Siahaan, curiga keluarga melihat sejumlah luka lebam dan terkena sundutan rokok.
“Kita menduga dia dianiaya dan dibunuh. Tetapi kan ini jujur, asumsi kami. Harus dibuktikan karena belum ada pembuktian, belum bisa disimpulkan,”kata Abdul Sattar Siahaan.
Posted in Uncategorized