- Index
Rabu, 15 Mei 2024 15:42 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 17 Juni 2024, harga seekor sapi kurban dengan kisaran Rp 21 juta menjadi incaran pembeli. Hal itu disampaikan Fahmi Assegaf, seorang pedagang yang membuka lapak hewan kurban di Petukangan, Jakarta Selatan.
Fahmi menyebut, sapi kurban dengan kisaran harga Rp 21 juta saat ini menjadi favorit pembeli. Lantaran harganya yang tidak terlalu mahal dan berat yang juga proporsional.
Menurut Fahmi kisaran harga itu memang harga yang pas untuk dibeli dengan skema patungan untuk 7 orang sesuai syariat agama.
“Harga Rp 21 juta itu jadi incaran karena memang pas jika dibagi dengan 7 orang pengkurban, masing-masing Rp 3 juta,” jelas Fahmi kepada Vibrasi, di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Dari segi berat, sapi seharga Rp 21 juta tergolong proporsional, yakni sekitar 270-280 kilogram (kg).
“Jadi tidak terlalu kecil dan tidak terlalu gemuk juga. Jadi secara tampilan ‘jogrokan’ sebagai hewan qurban sangat layak,” jelas Fahmi.
BACA BERITA LAINNYA : (Liputan Haji) Kemenag Ingatkan Trilogi Tugas PPIH
Tampilan ‘jogrokan’ adalah istilah untuk tampilan sapi tanpa penimbangan khusus. Artinya, pembeli mendapatkan kondisi sapi yang terlihat, tanpa tanpa timbangan.
Namun Fahmi meyakini, bahwa berat sapi harga Rp 21 juta pasti di atas 250 kg. “Pasti di atas 250 kg, kalau tidak yakin beratnya di bawah itu. Silakan minta timbang ulang dan tawar lagi harganya,” kata Fahmi menyarankan.
Selain itu, ia juga mengatakan saat ini harga sapi di kisaran Rp 21 juta masih tergolong banyak. Namun ia menyarankan segera memesan dari sekarang karena harga sapi di kisaran harga itu jadi incaran.
“Karena yang harga Rp 21 juta dengan berat 250-280 kg memang banyak sekali yang mau. Meskipun ada yang berat 450-500 kg, tapi peminatnya kurang banyak,” jelas Fahmi.
Fahmi menjelaskan, untuk memesan bisa pakai uang muka agar sapi dapat segera dibooking. Sementara selama pembayaran DP berlangsung, penjual menanggung biaya pakan sapi.
“Setelah lunas, misalnya 7 hari menjelang hari H, maka biaya pakan atau pemeliharaan pembeli yang menanggung,” ujarnya.
Menurut Fahmi, ada pembeli yang sudah melunasi lalu menitipkan sapi sampai H-1 namun biaya pakan tetap ditanggung oleh penjual.
“Untuk biaya pakan sebenarnya negosiasi antara penjual dan pembeli saja. Ada yang di tanggung pembeli, ada juga penjual yang bersedia menanggungnya sampai pengiriman,” jelas Fahmi.
Saat ini, kebanyakan pedagang juga belum berani menaruh sapinya di lapak. Berbeda dengan kambing yang sudah tersedia di lapak.
“Untuk sapi, pedagang biasanya baru mendatangkan dari daerah seminggu sebelum hari H. Karena terkait biaya pakan. Kalau dari sekarang sudah tersedia, kita berat menyediakan biaya pakan selama satu bulan ke depan. Jadi mungkin nanti seminggu menjelang hari-H baru kami bawa ke lapak,” katanya.
Secara umum, harga hewan kurban untuk sapi masih normal, antara Rp 20-23 juta untuk berat 250-300 kg. Lalu Rp 30-32 juta untuk berat sapi 400-450 kg. Sedangkan untuk sapi premium seperti limousin juga tergantung berat, untuk berat 500-600 kg harganya berkisar Rp 50-60 juta.