- Index
Sabtu, 11 Mei 2024 16:37 WIB
Jakarta, Vibrasico—Sidang istimewa Majelis Umum PBB yang diikuti oleh 177 negara baru saja digelar, di markas PBB New York, AS, pada Jumat (10/5/20240). Salah satu agenda sidang adalah pemungutan suara untuk menentukan keanggotan Palestina sebagai anggota penuh PBB.
Hasilnya, mayoritas anggota PBB yakni sebanyak 143 negara setuju menerima keanggotaan penuh Palestina di PBB. Keanggotaan penuh di PBB mengartikan PBB akan mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Selanjutnya ada juga 25 negara menyatakan abstain atau tidak memberikan suaranya, dan terdapat 9 negara yang menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.
Berikut ke-9 negara yang menolak keanggotaan Palestina adalah :
Sementara itu, terdapat 25 negara yang menyatakan abstain, yakni :
Lebih jauh, pemungutan suara oleh Majelis Umum PBB merupakan survei global atas dukungan terhadap upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB setelah Amerika Serikat memveto di Dewan Keamanan PBB pada bulan lalu.
Sayangnya hasil voting yang kemudian bakal menjadi resolusi Majelis Umum PBB ini, masih harus melalui persetujuan Dewan Keamanan PBB.
Faktanya, Dewan Keamanan PBB sendiri sering menjadi ajang penggunaan hak veto yang dimiliki secara abadi oleh 5 negara, yakni Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Rusia, dan China.
Dorongan Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB muncul tujuh bulan setelah perang antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza. Selain itu, Israel juga memperluas permukiman di Tepi Barat yang diduduki, yang oleh PBB dianggap ilegal. “Kami menginginkan perdamaian, kami menginginkan kebebasan,” kata Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, kepada Majelis sebelum pemungutan suara.
“Suara ya adalah suara untuk eksistensi Palestina, tidak menentang negara mana pun. Ini adalah investasi dalam perdamaian. Memilih ya adalah hal yang benar untuk dilakukan,” katanya dalam pernyataan yang mendapat tepuk tangan, dikutip dari AFP.
Sebaliknya, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyambut hal tersebut dengan menyinggung soal sentimen anti Yahudi.
“Selama begitu banyak dari Anda yang ‘membenci Yahudi’, Anda tidak benar-benar peduli bahwa Palestina tidak ‘cinta damai’,” kata Gilad.
Erdan menuduh majelis tersebut merobek-robek Piagam PBB. Ia bahkan membawa mesin penghancur kertas kecil di atas mimbar lalu menghancurkan salinan Piagam tersebut di depan sidang.
Posted in Index, Internasional