Empat Modal Besar Timnas Menghadapi Korsel

-
Kamis, 25 Apr 2024 19:22 WIB

No Comments

Timnas U-23 piala AFF

Jakarta, Vibrasi.co–Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Korea Selatan (Korsel) dalam laga perempat final Piala Asia U-23 dini hari nanti, Jumat (26/1/2023) pukul 00.30 WIB.

Pertandingan melawan Korsel merupakan momen penting bagi timnas. Selain ingin mencetak sejarah menembus semifinal untuk pertama kalinya, Indonesia juga mengincar satu tiket otomatis ke Olimpiade Paris 2024.

Untuk mendapatkannya, Indonesia harus lolos ke semifinal lalu menempati minimal peringkat ketiga di akhir turnamen.

Tetapi sebelum melangkah ke sana, Indonesia harus bisa mengatasi Korsel. Tim Taeguk Warriors tentu bukan lawan sembarangan, mereka merupakan salah satu tim terkuat di Asia, baik di level senior maupun yunior. 

Korsel Sekedar catatan, di semua level baik yunior maupun senior Indonesia selalu kalah dari Korsel.

Di level U-23, kedua tim tercatat pernah bertemu satu kali pada kualifikasi Piala Asia U-23 tahun 2016. Saat itu Korsel menggebuk Indonesia dengan skor mencolok 4-0.

BACA JUGA : AFC Bikin Polling Gol Terbaik, Warganet : Jangan Nantang Netizen +62

Sedangkan di level senior lebih menyedihkan lagi, dari total 57 pertemuan sejak tahun 1953, Korsel sukses mencetak 43 kali menang. Sementara Indonesia hanya mampu meraih 6 kemenangan, dan sisanya berakhir imbang.

Lalu apa modal Timnas Indonesia dalam menghadapi Korsel yang notabene salah satu kekuatan sepakbola Asia?

 

1. Indonesia full team

Timnas Indonesia bakal tampil full team dalam laga ini. Semua pemain dalam kondisi siap tempur termasuk striker Ramadhan Sananta yang baru bebas dari hukuman kartu merah. Indonesia juga bakal diperkuat salah satu gelandang kunci, Nathan Tjoe-A-On yang juga telah kembali dari Amsterdam.

Nathan merupakan gelandang yang sangat diharapkan kontribusinya menjaga keseimbangan lini tengah. Bersama Ivar Jenner yang lebih bertahan, Nathan dapat bergerak eksplosif ke depan dengan umpan-umpannya yang terukur.

Kehadiran Nathan tentu menjadi modal penting untuk Indonesia. Terbukti, pada laga melawan Australia dan Yordania, Nathan merupakan ruh bagi permainan Indonesia di lini tengah.

Dengan efektifnya Nathan yang rajin turun naik, Marselino Ferdinand sebagai playmaker dapat leluasa memainkan perannya. 

2. STY paham gaya main Korsel

Modal penting berikutnya adalah keberadaan Shin Tae-yong sebagai pelatih. Sebagai WN Korsel STY tentu paham bagaimana gaya bermain Korsel. Sehingga semestinya ia sudah punya resep untuk meredam Korsel.

Dalam keterangannya menjelang laga, STY mengakui Korsel adalah lawan sulit. Mereka memiliki kecepatan, kekuatan, dan skill yang sangat memadai.

“Saya punya senjata untuk meredam Korsel. Tentu tidak saya beritahu di sini, tetapi besok di lapangan,” ujar STY pada Rabu (24/4/2024) di laman resmi PSSI.

 

Menariknya, STY merupakan pelatih yang menukangi Timnas Korsel U-23 ketika berhadapan dengan Timnas U-23 Indonesia dalam ajang kualifikasi turnamen ini pada tahun 2015. Saat itu pasukan STY sukses mencukur Indonesia dengan skor 4-0 di Stadion GBK.

Kini, STY berbalik yang menukangi Indonesia dan melawan tim dari negaranya sendiri. STY mengaku akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meracik strategi mengalahkan Korsel.

3. Tren positif

Secara psikologis, Timnas Indonesia U-23 saat ini sedang dalam kepercayaan diri yang tinggi. Dalam sepakbola, percaya diri merupakan faktor penting. Sebab  dapat mendorong pemain tampil lebih tenang dan fokus.

Dengan tampil tenang, maka timnas dapat mengurangi kesalahan-kesalahan elementer yang kerap terjadi pada sepakbola Indonesia seperti salah umpan atau terlalu mudah kehilangan bola.

Tampil tenang dan percaya diri terbukti berhasil membawa Indonesia mencetak kemenangan atas Australia dan Yordania pada laga penyisihan grup.

Saat ini perjalanan timnas di Piala Asia U-23 sedang dalam tren positif. Sehingga ini harus benar-benar dimanfaatkan pemain untuk menjaga momentum.

4. Main di Abdullah bin Khalifah Stadium

Modal berikutnya adalah tren kemenangan di Abdullah bin Khalifah Stadium. Percaya atau tidak, stadion berkapasitas 50 ribu penonton ini seolah memberi ‘keberuntungan’ bagi timnas.

Indonesia  sudah main di  Abdullah bin Khalifah Stadium sebanyak tiga kali, dan semuanya selalu menang. Pertama menang tipis 1-0 lawan Vietnam saat gelaran Piala Asia silam. Selanjutnya menang 1-0 atas Australia, lalu yang ketiga menang 4-0 versus Yordania. 

Sementara jika bertanding di Stadion Jassim bin Hamad, Indonesia selalu kalah. Di Piala Asia kemarin, Indonesia kalah dari Australia dan Irak di Stadion tersebut.

Sekedar informasi, Stadion Abdullah bin Khalifah juga bakal menjadi lokasi semifinal nantinya. Sementara stadion untuk laga final adalah Stadion Jassim bin Hamad.

 

Share :

Posted in ,

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklanIKN

Berita Terbaru

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terpopuler

Share :