- Index
Kamis, 04 Apr 2024 12:43 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Kabar duka menyelimuti dunia sastra Indonesia, Yudhistira ANM Massardi, salah satu sastrawan produktif sekaligus wartawan senior Tanah Air meninggal dunia pada Selasa (2/3/2024) pukul 21.12 di RSUD Bekasi.
Kabar ini disampaikan oleh anggota Komite Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Ekky Imanjaya melalui cuitannya di akun X :
“Kabar duka malam ini: Innanilahi wainnailaihi raijun. Bapak Yudhistira ANM Massardi wafat, Selasa 02/04/24 pukul 21.12 WIB di RSUD Bekasi. InsyaAllah husnul khatimah. Lahul fatihah,” cuit Ekky.
Jenazah Yudhistira ANM Massardi selanjutnya dimakamkan pada TPU Pedurenan Kota Bekasi, keesokan harinya, Rabu (3/4/2024). Ia meninggal dalam usia 70 tahun, dan meninggalkan satu istri dan tiga anak.
Yudhistira merupakan saudara kembar dari Noorca Massardi, yang juga berprofesi sebagai wartawan, sastrawan, dan budayawan.
Sebagai saudara kembar, selain wajah, profesinya keduanya juga mirip bahkan sama. Yakni sama-sama wartawan sekaligus sastrawan. Bedanya Yudhistira lebih banyak menulis cerpen, novel, atau sajak. Sedangkan Noorca lebih banyak menulis lakon teater atau skenario film.
Yudisthira merupakan penulis novel “Arjuna Mencari Cinta”, salah satu novel yang meledak di jamannya. Novel ini memenangkan novel utama kategori remaja oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1977.
Novel ini kemudian di angkat ke layar lebar dengan aktor adan aktris populer pada masa itu. Seperti Herman Felani, Ita Mustafa, Junaedy Salat, Kaharuddin Syah, Zainal Abidin, Alan Nuari, Anna Tairas, hingga Lydia Kandou.
Sejak itu hingga 1981 dia merilis novel di antaranya Ding Dong (1978), Obladi-Oblada (1978), Mencoba Tak Menyerah (1979), Arjuna Mencari Cinta Part II (1980), Yudhistira Duda (1981), dan Arjuna Wiwaha (1984).
Yudhistira juga produktif menulis puisi dan cerpen. Ia bahkan gemar membacakan puisi atau cerpen karyanya di banyak kegiatan atau acara sebelum era reformasi.
Saat itu dunia pertunjukan memang sedang marak dengan aksi pembacaan puisi maupun cerpen atau puisi di atas panggung. Budayawan seperti Rendra, Sutardji Colzum Bachri, Putu Wijaya, termasuk Yudistira Massardi, sering tampil membawakan karya-karya mereka.
Tahun 1982 Yudhistira menulis puisi “Sajak Sikat Gigi”, puisi ini meraih juara dalam ajang lomba Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Bahkan “Sajak Sikat Gigi” terpilih menjadi salah satu antologi puisi DKJ dan selanjutnya menjadi musikalisasi puisi pada tahun 2019.
Di bidang jurnalistik, Yudhistira merupakan salah satu wartawan senior yang memiliki sederet pengalaman. Ia pernah menjadi pemimpin redaksi majalah lelaki, sebelum kemudian bergabung di Tempo. Setelah keluar dari Tempo ia memimpin Majalah Gatra hingga tahun 2001.
Pada Februari 2024, menandai ulang tahun ke 70 tahun bersama kembarannya Noorca, mereka merilis dua buku. Yudhistira merilis “Akhirnya Kita Seperti Dedaun” sementara saudaranya Noorca merilis “Dari Paris untuk Cinta”.
“Akhirnya Kita Seperti Dedaun” menjadi karya terakhir Yudhistira, seorang sastrawan, budayawan, sekaligus wartawan yang dihormati oleh para koleganya.
Posted in Index, Sosial Budaya