- News
Selasa, 06 Feb 2024 17:03 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia terbangkan 100 karyawan dalam rangka memberikan apresiasi dan kebahagiaan pada HUT Garuda ke-75.
Karyawan yang menikmati penerbangan joyflihght mulai dari office boy, supir perusahaan, petugas keamanan (security), petugas medis, kasir, hingga karyawan alih daya.
“Kisah hari ini kami dedikasikan untuk berbagi cerita, berbagi rasa dan berbagi sukacita kepada para pejuang mimpi,” ujar Direktur Operasi Garuda, Capt. Tupal M. Hutapea dalam keterangannya, Selasa, (6/2/2024).
Penerbangan dalam rangka memberikan apresiasi kepada karyawan Garuda ini berlangsung selama kurang lebih satu jam. Rute penerbangan dalam joyflight adalah Bandara Soekarno-Hatta menuju Pelabuhan ratu PP.
Sejumlah karyawan tampak senang dan bahagia menikmati penerbangan ini.
“Saya senang banget bisa diajak terbang naik pesawat baru Garuda,” ujar Titi Sumarni petugas house keeping yang bertugas di Bandara Soekarno-Hatta.
Sementara, petugas keamanan Sigit Teguh Wibowo juga mengaku bangga bisa terbang bersama Garuda dalam rangka HUT ke-75.
“Dari tahun 2012 saya bertugas di Garuda, baru kali ini merasakan penerbangan bersama Garuda. Saya senang sekali,” katanya.
Sementara Direktur Niaga dan Layanan Garuda Indonesia, Ade R Susardi, mengungkapkan rasa bangganya bisa memberikan kebahagiaan kepada para karyawan Garuda.
“Rekan-rekan hari ini adalah sosok yang semangatnya tidak pernah usai, bahkan ketika menghadapi situasi terberat sekalipun,” ujarnya.
Garuda merupakan perusahaan maskapai nasional pertama milik Indonesia. Penerbangan sipil Indonesia tercipta pertama kali atas inisatif Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang menyewakan pesawat bernama “Indonesian Airways” kepada Burma pada 26 Januari 1949.
Peran “Indonesian Airways” pun berakhir setelah kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. Seluruh awak dan pesawatnya pun baru bisa kembali ke Indonesia pada 1950.
Setibanya di Indonesia, semua pesawat dan fungsinya kembali ke pangkuan AURI dalam formasi Dinas Angkutan Udara Militer.
Setelah penandatangan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949, maka Belanda wajib menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS). Termasuk maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij- Inter-Insulair Bedrijf).
KLM-IIB merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih maskapai swasta K.N.I.L.M yang sudah eksis sejak 1928 di area Hindia Belanda.
Pada 21 Desember 1949 dilaksanakan perundingan lanjutan dari hasil KMB antara pemerintah Indonesia dengan maskapai KLM mengenai berdirinya sebuah maskapai nasional.
Presiden Soekarno memilih dan memutuskan “Garuda Indonesian Airways” (GIA) sebagai nama maskapai ini.
Posted in News