- News
Selasa, 30 Jan 2024 11:56 WIB
Yogyakarta, Vibrasi.co–Rais Aam Pengurus Besar (PBNU) KH Miftachul Akhyar meminta Nahdliyin bertabayun (klarifikasi) atau teliti terlebih dahulu terhadap seluruh permasalahan yang ada.
Menurut KH Miftachul Akhyar, tabayun adalah amanah yang ditanggung oleh seluruh manusia. Karenanya seluruh Nahdliyin, dan seluruh pengurus NU juga mengemban amanah tersebut.
“Manakala PBNU melakukan (perbuatan) sesuatu, (maka) datang dan tanyakan. (Jangan) belum datang, sudah pengumuman,” katanya dalam pembukaan acara Konbes NU 2024 di Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogykarta, Senin (29/1/2024).
Acara ini bertepatan dengan Harlah NU ke-101 yang pusat kegiatannya berlangsung di Yogyakarta.
KH Miftah menjelaskan, tabayun merupakan senjata untuk menaklukan musuh-musuh yang ada. Sehingga, jika tidak bertabayun maka mereka akan kalah sebelum berperang.
BACA JUGA : UNU Jogya Resmi Miliki Kampus Studi Masa Depan
“Sami’na wa athana, di situlah Allah memberikan anugerah (yaitu) adalah perilaku ulama dulu, bahkan para nabi juga mengucapkan sami’na wa’athona (kami mendengar dan menaati),” katanya.
KH Miftah juga menekankan pentingnya klarifikasi sebelum membuat kesimpulan atau keputusan. Dengan klarifikasi, maka akan tercipta suasana yang kondusif sehingga kemaslahatan bagi kehidupan dapat tercapai.
“Kalau tidak paham dan tidak mengerti, temuilah. Ngomong langsung sama orangnya, jangan ngomong di luar, klarifikasi. Apalagi tidak mengerti juntrungannya, sudah tiba-tiba menyebarkan dengan kata-kata yang tidak jelas sumbernya,” jelasnya.
Klarifikasi ini menjadi penting. Sebab, NU akan menjadi rujukan bagi masyarakat luas. NU, kata dia, harus menjadi penerjemah agama Islam dan memanfaatkan momentum tersebut saat menjadi pengurus NU di berbagai sektor manapun.
“NU ingin menjadi Mutarjim (penerjemah) semampunya. Menerjemahkan Islam yang benar, dakwah yang merangkul tidak memukul, dakwah yang membina tidak menghina. Dakwah yang mengayomi tidak menyaingi dan dakwah yang simpatik,” ujarnya.
Posted in News