- profil
Rabu, 17 Jan 2024 11:15 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Dari sebuah buku berjudul “Anak Yatim Jadi Jenderal: Tragedi Pesawat Nurtanio,” Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengungkapkan kisah mengharukan tentang pertolongan Tuhan dan bantuan dari sekitarnya.
Pada tahun 1982, Marsekal Muda Nurtanio Pringgoadisuryo memberikan kesempatan kepada para janda korban pesawat Casa untuk membuka kantin di Nurtanio, membawa perbaikan hidup bagi keluarga mereka.
Pertolongan Tuhan juga termanifestasi saat Gumilar lulus SMA, mencari pendidikan lanjut tanpa biaya dan akhirnya diterima di Akmil melalui bantuan Marsekal Pertama TNI Soemarno PS.
Gumilar, dengan rendah hati, berbagi bahwa kesuksesannya tidak hanya karena kehebatannya tetapi juga karena pertolongan Tuhan melalui orang lain.
“Bukan karena hebat, tapi karena Tuhan bekerja melalui orang lain,” ungkapnya sambil tertawa dalam sebuah wawancara di Jakarta, baru-baru ini.
Hidup tanpa suap dan utang
Dalam cerita yang menggugah, Gumilar membagikan prinsip hidup dari ayahnya, Nazar Gumbira, yang menolak suap dan tidak pernah berutang. “Tidak terima suap dan juga jangan pernah punya utang. Itu yang sangat saya kenang dari bapak saya,” jelasnya.
Menurut dia, sang ayah Nazar Gumbira merupakan orang jujur. Ia bekerja di industri pesawat bagian sparepart. Nazar memiliki prinsip sparepart itu harus nomor satu, karena menyangkut keselamatan penerbangan.
“Kalau ada yang menawarkan sparepart pesawat no 2 sambil ngasih uang beliau gak mau. Soal ini bapak saya tegas,” ucap Gumilar.
Ia lantas bercerita di saat sang ayahnya tidak ada di rumah, ibunya menerima tamu yang memberikan sesuatu barang plus amplop berisi uang.
“Begitu tau bapak saya marah besar. Beliau bilang kepada ibu saya: ‘kalau kamu makan uang ini anak-anak kelak hidupnya bakal susah’.
Berpegang pada prinsip kejujuran, bekerja keras, dan tanpa utang, Mayjen TNI Nugraha Gumilar telah membuktikan bahwa kehidupan sederhana dapat menciptakan kesuksesan.
“Sampai sekarang seperak pun saya gak pernah punya utang,” tambahnya.
Jika butuh uang dan kebetulan sedang tidak punya, maka Gumilar memilih menjual barang yang dimilikinya.
“Kalau butuh duit saya bisa jual apa yang saya punya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya mobil bisa saya jual terus beli yang lebih murah, selisih uang itulah untuk memenuhi kebutuhan hidup,” aku Gumilar.
Hidup menolong sesama
Gumilar juga menekankan nilai berbagi dan menolong sesama sebagai kunci kesuksesan. Ia tidak bakal melupakan bagaimana Tuhan menolong dirinya melalui orang-orang baik yang membantu dirinya.
Ia menyadari seluruh kesuksesan yang ia peroleh tidak lepas dari karunia Tuhan dan orang-orang yang pernah berjasa dalam hidupnya. Karenanya prinsip membantu dan menolong sesama ia pegang teguh.
“Saya bisa jadi jenderal juga karena banyak menerima bantuan, bukan karena hebat. Hidup itu harus bermasyarakat, banyak membantu orang lain,” pungkas Nugraha.
Dalam bukunya Nugraha juga berpesan bahwa teruslah untuk berbuat baik kepada siapapun, karena kita tidak tahu bahwa perbuatan baik itulah yang kelak terjadi menjadi balasan ketika kita sedang kesulitan.
Dalam bukunya “Anak Yatim Jadi Jenderal: Tragedi Pesawat NurtanioGumilar berbagi kisah hidupnya sejak lahir, ditinggal ayahnya, tumbuh dan berkembang menjadi pribadi dewasa berintegritas, kisah kasih dengan pendamping hidupnya, hingga sukses menyandang pangkat jenderal bintang satu.
Selain kisah hidup yang terbagi dalam 17 bab, buku setebal 183 halaman yang ditulis oleh Andhini ini juga memuat 17 testimoni tentang pribadi Nugraha Gumilar.
Buku “Anak Yatim Jadi Jenderal: Tragedi Pesawat Nurtanio,” yang juga memuat 17 testimoni tentang pribadi Mayjen TNI Nugraha Gumilar. Kisah hidup beliau mencerminkan integritas, kejujuran, dan semangat untuk membantu sesama.
Posted in profil