Mengenal Houthi, Kelompok Bersenjata Yaman

-
Sabtu, 13 Jan 2024 13:24 WIB

No Comments

Mengenal Houthi, Kelompok Bersenjata Yaman

Jakarta, Vibrasi.co–Fasilitas-fasilitas militer milik Kelompok Houthi di Yaman, baru saja dibombardir jet tempur AS dan Inggris. Tidak kurang 60 target fasilitas militer yang tersebar di 28 lokasi, rusak akibat serangan pada Jumat (12/1/2024) tersebut.

AS dan Inggris mengklaim serangan ini merupakan balasan atas aksi Kelompok Houthi yang menyerang kapal-kapal pengangkut milik AS dan sekutunya di Laut Merah.

Lalu siapakah Kelompok Houthi ini?

Melansir Britannica, Houthi merupakan kelompok bersenjata yang didirikan tahun 1900-an oleh seorang tokoh Syiah Zaidi, Hussein Badr al-Din al-Houthi. Jadi, nama kelompok ini mengambil nama pendirinya. 

Hussein al-Houthi memimpin sejumlah pasukan yang ia bentuk untuk memberontak pemerintah Yaman yang sah pada 2004. Akibat pemberontakan ini, sejumlah konflik dalam negeri pun pecah antara tentara pemerintahan Yaman melawan kelompok pimpinan Hussein al-Houthi.

Pada tanggal 18 Juni 2004 dalam sebuah penyergapan, polisi berhasil menangkap 640 pengikut Hussein al-Houthi. Sementara Hussein al-Houthi dan sendiri terkonfirmasi tewas dalam penyergapan tersebut. 

BACA JUGA : AS dan Inggris Bombardir Yaman, Targetkan 60 Fasilitas Militer Houthi

Namun sejak kematian Hussein al-Houthi, gerakan kelompok ini justru semakin membesar. Mereka kemudian menamai kelompok mereka dengan Kelompok Houthi untuk mengenang pemimpin mereka.

Saat ini Kelompok Houthi dipimpin oleh anak Hussein al-Houthi, yakni Abdul Malik al-Houthi yang berusia 44 tahun.

 

Kekuatan Houthi   

Pasca kematian Hussein al-Houthi tahun 2004, Houthi berubah menjadi salah satu kekuatan militer tidak resmi terbesar di Yaman. 

Kelompok ini yang juga menyebut sebagai Ansar Allah (pembela Allah). Mereka memiliki slogan yang sangat menentang Amerika dan Israel, “Allah Mahabesar, kematian bagi AS, kematian bagi Israel, kutukan orang Yahudi, dan kemenangan bagi Islam”.

 

Saat ini kekuatan militer terus membesar dan membuat pemerintahan Yaman yang juga memiliki pasukan pemerintahan resmi, tidak banyak berkutik.

Kelompok Houthi mendapat dukungan penuh dari Iran, sementara pemerintahan Yaman mendapat dukungan dari Arab Saudi.  Sejumlah kalangan menilai Houthi tidak lebih sebagai kelompok bersenjata proxy negara-negara di luar Yaman.

Mirisnya, konflik bersenjata antara pemberontak Houthi dengan tentara resmi pemerintah Yaman sejak awal tahun 2004, tidak pernah benar-benar berhenti sampai sekarang.

Keduanya bermusuhan namun tetap hidup bersama di Yaman dengan garis demarkasi masing-masing. Sehingga status kedua kubu saat ini sebetulnya masih berperang.

Houthi lebih banyak menguasai Yaman Utara, sedangkan pemerintahan Yaman menguasai Yaman Selatan. Bahkan militer Houthi saat ini menguasai Ibukota Sanaa. 

Pada bulan April silam, Kelompok Houthi dan Pemerintahan Yaman resmi duduk di meja perundingan dan menghasilkan sejumlah kesepakatan. Antara lain, Pemerintah Yaman membebaskan 706 tahanan Houthi, sementara Houthi membebaskan adik presiden Yaman yang ditahan bersama sejumlah pengiktunya.

Presiden resmi Yaman saat ini adalah Abd Rabbuh Mansur Hadi. Meski secara hukum dia adalah pemimpin tertinggi Yaman, namun keberadaan Houthi dengan kelompok bersenjatanya membuat posisi Mansur Hadi tidak lebih sebagai formalitas adanya sebuah negara. 

Kekuatan mereka tumbuh selama perang saudara di Yaman. Arab Saudi sepanjang tahun 2020 hingga 2023 juga turut campur dalam konflik ini.

Negara itu khawatir dengan semakin besarnya pengaruh Syiah Iran di Yaman. Arab Saudi bersama AS, Inggris, dan barat memposisikan diri mendukung pemerintahan Yaman.

 

Share :

Posted in

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklanIKN

Berita Terbaru

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terpopuler

Share :