- Internasional
Sabtu, 13 Jan 2024 10:42 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris membombardir Yaman pada Jumat (12/1/2024) dinihari. Sejumlah pesawat tempur, kapal perang, dan kapal selam dikerahkan untuk melancarkan serangan udara di seluruh Yaman terhadap kelompok Houthi.
Pihak Pentagon menyebut, mereka menyerang 60 target di 28 lokasi di Yaman dengan tidak kurang 150 senjata dari berbagai jenis, mulai rudal hingga roket.
Pentagon mengklaim, ini merupakan serangan balasan atas aksi penyerangan kelompok Houthi selama berbulan-bulan di Laut Merah. Pentagon menuduh serangan Kelompok Houthi ini mendapat dukungan Iran sebagai tanggapan atas perang di Gaza.
Warga Yaman yang berada di ibukota Sanaa menyaksikan terjadi beberapa ledakan di pangkalan militer di dekat bandara di ibukota Sanaa. Serangan juga menyasar Kota Taiz, kemudian pangkalan militer Hodeidah di pelabuhan utama Laut Merah, serta sebuah markas militer di Hajjah yang berada di pesisir.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, serangan ini merupakan pesan kepada Kelompok Houthi agar jangan coba-coba mengganggu dan membahayakan navigasi di Laut Merah.
“Serangan ini merupakan pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan mentolerir serangan terhadap personel kami atau membiarkan aktor-aktor yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi,” kata Presiden AS Joe Biden dalam pernyataan resminya Jumat siang, (12/1/2024).
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengklaim, AS dan Inggris hanya menargetkan serangan kepada fasilitas-fasilitas militer Kelompok Houthi. Fasilitas militer tersebut menurut AS, memiliki kemampuan menyimpan, meluncurkan, dan memandu rudal atau pesawat tak berawak ke Laut Merah.
Dalam laporan lainnya, AS mengklaim Kelompok Houthi melakukan gangguan atau serangan terhadap kapal-kapal AS dan sekutunya di Laut Merah sejak 19 November 2023 sampai 11 Januari 2024.
Alasan ini yang kemudian menjadi legitimasi Pentagon untuk memberikan reaksi dengan membombardir Yaman.
Sementara dari pihak Houthi, kelompok ini mengkonfirmas 5 orang pejuangnya tewas. Mereka bersumpah untuk membalas dan melanjutkan serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka ke Laut Merah adalah menyasar kapal-kapal logistik yang mendukung Israel dalam perang di Gaza.
Sebelumnya pada 3 Desember 2023, tiga unit kapal komersial AS mengalami kerusakan parah akibat serangan roket Kelompok Houthi. Tiga kapal komersial itu sedang melintas di Laut Merah.
Serangan ini bukan yang pertama kali, menurut militer AS, Houthi menyerang kapal-kapal di Laut Merah sejak November 2023.
BACA JUGA BERITA LAINNYA : Seorang Imam Masjid di AS Tewas Ditembak
Sementara juru bicara Houthi Brigjen Yahya Saree setelah serangan 3 Desember itu mengungkapkan, pihaknya tidak bermaksud melibatkan militer AS. Tetapi mencegah kapal-kapal logistik yang mendukung Israel dan sekutunya masuk ke Laut Merah.
“Angkatan bersenjata Yaman terus mencegah kapal-kapal Israel melayari Laut Merah (dan Teluk Aden). Sampai agresi Israel terhadap saudara-saudara kami yang teguh di Jalur Gaza berhenti,” kata Saree.
Brigjen Yahya Saree juga memproklamirkan bahwa mereka yang terlibat atau melanggar pernyataan ini menjadi target yang sah untuk mereka serang.
“Kami memperingatkan kepada semua kapal Israel atau mereka yang terkait dengan warga Israel akan menjadi target yang sah jika mereka melanggar pernyataan ini.” katanya.
Posted in Internasional