Jelang PMB, Unpad Pastikan Tidak Ada Kenaikan UKT

-
Jumat, 12 Jan 2024 10:03 WIB

No Comments

Jelang PMB, Unpad Pastikan Tidak Ada Kenaikan UKT

Bandung Vibrasi.co–Universitas Padjajaran Bandung memastikan tidak akan memberlakukan kenaikan UKT untuk masa penerimaan mahasiswa baru (PMB) tahun akademik 2024/2025. 

Di hadapan para wartawan, Prof. Arief menegaskan bahwa Unpad tidak akan menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk tahun akademik 2024/2025, Kamis (11/1/2024).

“Mohon ini disampaikan, takut ada yang khawatir, begitu nanti masuk kena jebakan Batman UKT-nya meningkat. Kami sampaikan di awal, kami tidak aka kenaikan UKT tahun 2024,” tegasnya.

Prof. Arief mengatakan, Unpad menganut prinsip bahwa UKT mahasiswa harus berkeadilan sesuai kemampuan orang tua.

Unpad juga memandang bahwa saat ini, masih banyak masyarakat yang belum pulih ekonominya pascapandemi Covid-19. Dasar ini yang menjadikan Unpad melakukan kenaikan UKT untuk tahun akademik 2024/2025.

 

“Kami lakukan efisiensi dalam proses belajar mengajar, sehingga tanpa menaikkan UKT pun kami berusaha semaksimal mungkin agar kualitas pendidikan tidak berubah,” ujarnya.

Selain itu, sebagai PTN Badan Hukum, Unpad juga terus memperkuat satuan usaha sehingga proses subsidi silang tidak lagi berasal dari mahasiswa, tetapi dari hasil satuan usaha yang dijalankan Unpad sebagai PTN Badan Hukum.

Saat ini, ada delapan kelompok UKT di Unpad. UKT Unpad terendah adalah sebesar Rp 500 ribu sampai UKT tertinggi. Penghitungan UKT sendiri sangat bergantung pada Biaya Kuliah Tunggal (BKT).

“Kami berusaha agar UKT tidak melewati BKT, sehingga prinsipnya UKT di Unpad adalah berkeadilan,” katanya. 

 

Empat program untuk mahasiswa baru

Selain itu, Unpad juga melakukan sejumlah kebijakan yang berpihak kepada calon mahasiswa baru. Program keberpihakan ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat untuk bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Arief S. Kartasasmita mengatakan, ada empat program keberpihakan Unpad untuk penerimaan mahasiswa baru tahun 2024.

Keempat program itu adalah beasiswa untuk peserta berkebutuhan khusus (difabel) yang masuk melalui jalur SNBP dan SNBT, program undangan bagi siswa berprestasi yang tinggal di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Kemudian undangan bagi siswa berprestasi dari kalangan keluarga yang belum pernah melanjutkan studi ke perguruan tinggi, serta undangan bagi siswa yang sekolahnya belum terepresentasikan di Unpad.

Untuk program beasiswa difabel,  Prof. Arief menyampaikan, Unpad membuka kesempatan kelompok difabel mendaftar di seluruh program studi Unpad.  Namun Prof Arief mengingatkan mengingatkan peserta untuk memilih program studi yang sesuai dengan kondisi yang dialaminya.

Selain itu, Unpad akan mendorong setiap pengelola program studi untuk memberikan perhatian khusus kepada mereka yang memiliki keterbatasan. “Sehingga mereka bisa berkuliah tanpa mengurangi kesempatan mereka untuk bisa mendapatkan akses yang baik di Unpad,” katanya. 

Sedangkan untuk program undangan siswa berprestasi dari sekolah yang berada di wilayah yang termasuk kelompok 3T di Indonesia Unpad akan memberikan free pass alias tanpa perlu mengikuti tes yang memberatkan.

“Kami akan undang siswa terbaik di sana untuk kami berikan semacam free pass untuk bisa masuk ke Unpad tanpa perlu mengikuti tes-tes yang cukup berat,” ujarnya.

Perhatian tersebut dilakukan mengingat tidak semua siswa Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Khusus untuk lokasi 3T, Prof. Arief membuka bahwa program ini terbuka bagi seluruh provinsi di Indonesia.

 

Di Jawa Barat sendiri, Unpad akan memprioritaskan calon mahasiswa baru yang berasal dari wilayah-wilayah di pesisir selatan. Sebab dari 67 persen mahasiswa Unpad asal Jabar, jumlahnya masih banyak terisi oleh mahasiswa asal kota-kota besar di Jabar.

Selanjutnya, Unpad juga menyediakan jalur undangan bagi siswa dari keluarga yang pernah melanjutkan ke PT. 

Pada program ini, Unpad mengundang siswa berprestasi dari keluarga yang anggotanya belum pernah atau belum ada yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

“Jadi kalau di keluarga tersebut tidak pernah ada yang berkuliah, maka yang pertama kali itu akan kami berikan perhatian khusus. Karena dia akan menjadi wakil pertama dari keluarga tersebut untuk bersekolah ke perguruan tinggi,” pungkasnya.

Share :

Posted in

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklanIKN

Berita Terbaru

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terpopuler

Share :