- Bisnis dan Keuangan
Jumat, 29 Des 2023 17:38 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akhrinya membubarkan 7 perusahaan milik negara. Ketujuh perusahaan ini mengalami stagnasi perkembangan, bahkan selalu merugi.
Pembubaran 7 BUMN tersebut ditangani oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), sebuah BUMN yang bergerak di bidang pengelolaan aset.
“7 perusahaan itu adalah PT Istaka Karya (Persero), PT Kertas Leces (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas, PT Kertas Kraft Aceh (Persero) atau KKA, PT Industri Sandang Nusantara (Persero) atau ISN, dan PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PANN),” ujar Dirut PT PPA Teguh Wirahadikusumah, Jakarta, Jumat. (29/12/2023).
Teguh tidak merinci alasan pembubaran perusahaan selain menjawab bahwa perusahaan tersebut tidak berkembang.
Sementara sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada 7 perusahaan BUMN yang bakal dibubarkan.
Menurut Erick, selama ini BUMN tersebut sudah tidak beroperasi, dan bahkan memiliki utang besar hingga berjuluk BUMN zombie.
BACA JUGA : AP I dan AP II Resmi Merger Menjadi PT Angkasa Pura Indonesia
BUMN jenis ini ujar Erick, sudah sulit berkembang dan selalu merugi, sehingga membubarkannya merupakan jalan terbaik.
Di antara BUMN yang bubar, PT Istaka Karya (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang cukup menggambarkan betapa perusahaan ini sulit berkembang.
Perusahaan di bidang kontruksi tersebut per Juli 2023 memiliki utang hingga Rp 1,08 triliun. Bahkan setelah keputusan kepailitan perusahaan ini keluar, banyak vendor PT Istaka Karya yang belum terbayar.
Saat pailit, ekuitas perusahaan tercatat minus Rp570 miliar dan total aset perusahaan tercatat Rp 514 miliar. Sedangkan utang perusahaan ini mencapai Rp 1,08 triliun.
PT Merpati Nusantara juga menjadi salah satu BUMN yang cukup disorot. Perusahaan ini sempat mengalami kembang kempis kinerja.
Merpati Airlines berdiri pada 1962 dan memiliki pusat operasi di Jakarta. Maskapai ini merupakan perusahaan milik negara yang 96 persen sahamnya milik pemerintah.
Merpati Airlines menerbangi rute perintis di Papua, Ambon dan Kupang, termasuk penerbangan berjadwal domestik ke Sulawesi, Bali, Lombok, Kupang.
BUMN ini juga memiliki penerbangan berjadwal internasional, yakni ke wilayah Timor Timur dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Namun mulai tahun 2008, Merpati mulai terguncang. Perusahaan ini mengalami kerugian hingga Rp 2,8 triliun pada tahun 2008. Padahal asetnya hanya senilai Rp999 miliar dengan ekuitas minus Rp1,84 triliun.
Pemerintah semapt menolong Merpati dengan melakukan restrukturisasi melalui PT PPA dengan suntikan modal Rp300 miliar.
Tapi seiring berjalannya waktu, Merpati tidak kunjung menunjukan kinerja membaik. Alih-alih berkembang, Merpati justru kembali mengalami masalah, yakni menerima gugatan 1.000 karyawannya yang kena PHK. Akibat perselisihan ini, kondisi keuangan Merpati semakin terpuruk.
Pada tahun 2018, Merpati sempat memperoleh angin segar setelah masuknya investor PT Intra Asia Corpora. Perusahaan ini kabarnya menyuntikan modal hingga Rp 5,4 triliun.
Tapi lagi-lagi Merpati harus tumbang karena persaingan dunia penerbangan yang semakin ketat. Dana segar dari investor baru tidak cukup menolong Merpati dari pailit.
Pada Februari 2023, Presiden Joko Widodo resmi mengeluarkan PP pembubaran Merpati.
Posted in Bisnis dan Keuangan