- Index
Kamis, 28 Des 2023 20:33 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Massa arak-arakan pengantar jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe kembali ricuh. Setelah sebelumnya sempat ricuh di Sentani pada siang hari, kini kericuhan pecah di Kota Jayapura, Kamis (29/12/2023) petang.
Penyebab pecahnya kericuhan belum diketahui pasti, namun insiden berawal saat massa yang mengantar jenazah Lukas Enembe dari Sentani tiba di Kota Jayapura.
Massa dari Sentani bertemu dengan massa di Jayapura yang telah menunggu kedatangan iringan massa pengantar jenazah. Kedua kelompok ini kemudian bergabung dan berjalan menuju Koya Tengah, Distrik Muara Tami.
Namun saat gabungan massa itu berada di pertigaan Perumnas Waena, tiba-tiba terjadi kericuhan yang belum diketahui sebabnya.
Massa mendadak menjadi beringas, mereka melempari sejumlah ruko dan bangunan lainnya dengan batu. Lalu pada pukul 18.10 WIT massa justru bertambah banyak. Kali ini bukan saja merusak bangunan dengan lemparan batu, tetapi mereka juga membakar sejumlah ruko.
Petugas bukannya diam mengahadapi aksi tersebut. mereka berusaha menghalau massa. Namun jumlah massa yang terlalu banyak membuat mereka terdesak.
Bahkan massa juga melempari petugas dengan batu sehingga sedikitnya 7 aparat keamanan mengalami luka-luka. Sedangkan ruko dan bangunan yang dibakar mencapai 25 unit.
Sampai saat ini (19.00 WIB), laporan di lapangan menyebutkan, kondisi belum sepenuhnya kondusif. Meskipun aksi pembakaran telah berhenti namun massa masih berkerumun.
Kericuhan di Sentani
Sebelumnya, kericuhan juga sempat terjadi tatkala jenazah Lukas Enembe tiba di Bandara Sentani. Jenazah Lukas rencananya akan menuju Sekolah Teologia Atas Injili (STAKIN) Sentani, Kabupaten Jayapura, menggunakan ambulans.
Namun ribuan massa yang telah menunggu menolak rencana tersebut. Mereka meinginkan jenazah Lukas di arak menuju STAKIN. Pihak keluarga dan aparat keamanan pun tidak dapat menolak kemauan massa.
Namun, arak-arakan jenazah Lukas Enembe sempat rusuh. Massa terlihat melempar batu ke arah gedung-gedung di sepanjang jalan, mulai dari Hotel Grand Tahara hingga Borobudur Sentani.
Dalam kericuhan ini aparat sempat melepaskan tembakan peringatan. Sejumlah aparat juga terluka karena lemparan batu, termasuk menembakkan.
Bahkan dua petinggi wilayah Provinsi Papua yaitu Pj Gubernur Papua Ridwan Rumasukun dan Kapolda Irjen Mathius D Fakhiri turut menjadi korban.
Pj Gubernur Papua Ridwan mengalami luka di kepala akibat terkena lemparan batu. Sedangkan Irjen Mathius dilaporkan dalam kondisi aman dan sehat.
Setelah melakukan kericuhan di Sentani, massa Sentani ini kemudian bertemu massa liannya di Kota Jayapura. Sehingga pecahlah kericuhan di pertigaan Perumnas Waena yang baru saja terjadi.