- Kesehatan
Kamis, 07 Des 2023 11:54 WIB
Bekasi, Vibrasi.co–Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan pembekalan dan penguatan kepada para penyuluh Keluarga Berencana (KB) dengan strategi komunikasi personal dalam upaya menekan stunting melalui pendekatan keluarga. Terutama dalam pendampingan calon pengantin yang akan mengarungi bahtera rumah tangga yang terencana.
Deputi bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi BKKBN Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M. Pd. dalam sambutannya mewakili Kepala BKKBN, mengungkapan, keluarga merupakan elemen penting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
“Dari keluarga ini akan muncul sumber daya manusia berkualitas. Mulai dari aspek pemenuhan gizi agar tidak menjadi anak yang stunting, pembinaan karakter agar menjadi anak yang santun, sopan, dan memiliki daya juang yang tinggi dalam meraih prestasi. Kemudian siap untuk menerima ilmu pengetahuan di sekolah dan belajar kehidupan di masyarakat,” katanya saat memberikan sambutan.
BACA JUGA : UNFPA Komitmen Lanjutkan Kerja Sama dengan BKKBN
Kegiatan penguatan bertajuk Workshop Komunikasi Antar Personal Pendampingan Calon Pengantin dalam Rangka Penguatan Perencanaan Program Percepatan Penurunan Stunting Bagi Penyuluh KB Champions di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (05/12/2023).
Teguh menyampaikan bahwa aparatur sipil negara (ASN) harus punya kompetensi, kemampuan yang riil bisa dilakukan dan diukur. Teguh mengatakan ada tiga kompetensi ASN meliputi, managerial, teknis, dan sosiokultural.
“Sebentar lagi kita akan mengakhiri tahun 2023. Pada 2024, BKKBN dipertaruhkan untuk dua hal, yang pertama, tentu semua indikator kinerja yang disepakati, yang dimandatkan oleh BKKBN, harus tercapai dengan baik,” kata Teguh.
Menurut Teguh data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia harus perlu peningkatan. Meskipun terus meningkat sejak tahun 2020 sebesar 72,01 menjadi 74,39 pada tahun 2023. Namun ujar Teguh, angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) pada tahun 2023 baru 8,77 tahun, serta stunting masih di angka 21,6%.
“Harus kita turunkan menjadi paling tinggi 14% di tahun 2024. Maka di sinilah peran keluarga menjadi sangat penting. Bersamaan dengan itu peluang bonus demografi harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui penguatan Sumber Daya Manusia,” sambung Teguh.
Teguh kemudian mengungkapkan, angka Total Fertility Rate (FTR) nasional 2,14. Padahal target 2024 itu 2,19, jadi angka kelahiran di Indonesia sudah mencapai angka replacement level fertility atau angka keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan angka kelahiran,
“Rata-rata perempuan Indonesia melahirkan 2 lah kurang lebih 2,1. Ini luar biasa, mestinya target ini tercapai nanti tahun 2024. Nah, yang kedua, kita masih harus berjuang keras, karena kesertaan ber KB yang ada secara nasional, saat ini belum mencapai sasaran, yang kurang lebih 63-an untuk 2024. Saat ini posisinya masih 60 koma sekian. Jadi ini masih terus yang istilahnya, bagaimana meningkatkan kesertaan ber KB itu, catatan masih menjadi tugas kita, berjuang terus,” ucapnya.
“Kemudian berbicara unmet need, unmet need adalah wanita sehat subur yang tidak terlayanilah begitu, terhadap pelayanan KB. Ini juga masih tinggi, dari 7,7 saat ini masih berapa? Masih 11,5, ini hasil updating terakhir. Nah, kita berusaha terus untuk menurunkan ini, termasuk di dalamnya MKJP dan lain sebagainya. Ini harus sukses pada tahun 2024. Tapi saya optimis lah dengan Penyuluh KB pemenang champion ini, dan ini memikirkan ini masuk perjalanan daerah, dan 2024 all out untuk sukseskan capaian indikator kinerja utama, itu yang pertamanya,” imbuhnya.
Teguh mengatakan kita bersyukur, dua tahun terakhir ini, prevalensi stunting kita sudah menunjukkan angka penurunan yang cukup signifikan. Tetapi, prevalensi yang saat ini 21,6, masih harus kita kejar karrna 2024 harus mencapai prevalensinya 14 persen.
Posted in Kesehatan