- Regional
Senin, 04 Des 2023 12:09 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus pada Minggu (3/12/2023) sekitar pukul 14.54 WIB. Gunung api berketinggian 2.891 mdpl ini tersebut memuntahkan muntahan kolom abu berisi material vulkanik hingga ketinggian 3.000 meter dari puncak kawah.
Menurut perekaman seismogram Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Gunung Marapi terekam dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Wasito dalam sambungan telepon membenarkan perihal letusan tersebut.
“Benar. Kondisi Gunung Marapi meletus. Kolom abunya membumbung tinggi ke atas terlihat dari Agam,” jelas Bambang, Minggu (3/12/2023).
Saat ini tim BPBD Kabupaten Agam sudah berada di dua wilayah yang paling dekat dengan puncak, yakni Kecamatan Sungai Pua dan Kecamatan Canduang.
“Saat ini saya bersama tim BPBD Kabupaten Agam meluncur ke dua wilayah kecamatan terdekat dari puncak. Tim Pusdalops kami sudah berada di dua lokasi tersebut,” kata Bambang.
Sementara Kepala Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Agam, Ade Setiawan, menuturkan bahwa hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi dilaporkan terjadi di wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (3/12/2023).
BACA BERITA LAINNYA : Bandara Dhoho Kediri Siap Beroperasi, Siapa Investornya?
Laporan langsung dari lapangan oleh tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, hujan abu vulkanik itu turun dengan intensitas tinggi hingga membuat suasana Nagari Lasi menjadi sangat pekat dan gelap.
“Hujan abu cukup pekat dan gelap terjadi di Nagari Lasi, Canduang. Sekarang sudah berhenti,” jelas Ade.
Setibanya di lokasi, tim BPBD Kabupaten Agam bersama dengan PMI segera membagikan masker kepada masyarakat. Mereka juga mengimbau masyarakat agar tidak keluar rumah mengingat intensitas hujan abu vulkanik yang dapat berdampak pada kesehatan.
“Kami sudah membagikan masker dan mengingatkan masyarakat agar tetap di dalam rumah,” kata Ade.
Sementara itu, hujan abu vulkanik juga terjadi di wilayah Kecamatan Sungai Pua. Akan tetapi intensitasnya rendah dengan durasi yang tidak terlalu lama. Hal itu lantaran arah angin yang cenderung mengarah ke wilayah Kecamatan Canduang.
“Hujan abu di Sungai Pua tidak terlalu pekat. Karena arah angin ke menuju ke Canduang,” ungkap Ade.
Saat ini, Tim BPBD Kabupaten Agam bersama PMI terus menyisir Kecamatan Sungai Pua dan Canduang, guna antisipasi, kaji cepat dan berkoordinasi dengan para wali nagari. Belum ada laporan mengenai dampak korban jiwa maupun kerugian material dan aktivitas masyarakat tidak terganggu.
Status Level II atau Waspada
Sementara itu, menurut keterangan PVMBG gejala peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang dapat terjadi erupsi bersifat eksplosif ini sudah berlangsung sejak Januari 2023. Oleh karenanya status tetap di level II (level Waspada), karena sewaktu-waktu dapat erupsi seperti yang terjadi hari ini.
Sebelumnya, berdasarkan hasil analisis hingga 16 November 2023, tingkat aktivitas Gunungapi Marapi masih tetap pada Level Il (Waspada). Namun dengan rekomendasi yang sesuai potensi ancaman bahaya terkini.
Sehubungan dengan aktivitas gunung, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius 3 km dari kawah/puncak.
Masyarakat juga diharapkan tenang tidak terpancing isu-isu seputar letusan Gunung Marapi. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat dapat memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan. Mengamankan sarana air bersih serta membershkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
PVMBG-Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Sumbar, BPBD Agam, dan BPBD Tanah Datar untuk terus menginformasikan aktivitas Gunung Marapi.
Rentetan Kejadian Erupsi Gunung Marapi
Gunung Marapi menjadi salah satu gunungapi yang paling aktif di Pulau Sumatera. Berdasarkan catatan kejadian, gunungapi ini pernah erupsi pada tanggal 8 September 1830. Letusannya mengeluarkan awan berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh.
Kemudian pada 30 April 1979, menurut laporan pada saat itu 60 orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi. Dan 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor.
Kemudian akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Menurut catatan di akhir tahun 2011, semburan abu terbawa angin hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.
Lalu tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus pukul 16.15 WIB, melepaskan beberapa material hingga ke wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
Adapun tanggal 7 Januari 2023, Gunung Marapi mengalami erupsi pada pukul 06.11 WIB. Saat Gunung Merapi erupsi, diketahui ada sejumlah pendaki yang masih berkemah. Padahal sebelumnya sudah ada imbauan kepada masyarakat, wisatawan maupun pendaki agar tidak mencapi puncak.
Posted in Regional