- Edukasi
Kamis, 16 Nov 2023 08:55 WIB
Bandung, Vibrasi.co-–PT Perkebunan Nusantara (PTPN) merupakan salah satu BUMN dengan aset kelolaan yang besar, namun perusahaan ini juga tidak lepas dari belitan persoalan. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara (PTPN) Mohammad Abdul Ghani menceritakan pengalamannya dalam “menyelamatkan” perusahaan dari jurang kebangkrutan. Sejak memegang jabatan Dirut PTPN akhir 2019, ia berhadapan dengan situasi perusahaan yang genting.
“Kalau (dianalogikan) penyakit kanker, (kondisi perusahaan) itu sudah stadium empat, sudah masuk ruang ICU,” ujar Ghani. Ia menyampaikan pengalamannya ini saat menyampaikan kuliah umum “BUMN Holding Outlook 2023, Sektor Perkebunan” di Universitas Padjadjaran secara hybrid, Selasa (14/11/2023).
BACA JUGA : Unpad Buka Pendaftaran Program Magister By Project Hingga 8 Juni
Dalam kuliah umum tersebut Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Meddy Rachmadi, M.P bertindak sebagai moderator. Mengapa sulit? Ghani menjelaskan, saat ia memimpin, situasi keuangan perusahaan memiliki kewajiban pembayaran utang kepada bank hingga kewajiban pembayaran kepada rekanan.
Kendati dalam laporan keuangan, EBITDA PTPN mencetak laba Rp 5 Triliun, pihaknya harus membayar utang kepada bank sampai Rp 16 Triliun. Menteri BUMN RI Erick Thohir kemudian mendaulat pria yang sudah mengabdi selama 38 tahun di PTPN untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Ghani bergerak cepat melakukan transformasi di berbagai sektor.
Transformasi pertama ialah merestrukturisasi utang perbankan. “Kita lakukan perpanjangan tenor dan relaksasi bunga. Singkat cerita, yang penting perusahaan punya ‘uang’ buat bayar gaji, rekanan, mitra, hingga pemerintah,” jelas Dirut PTPN tersebut.
Langkah selanjutnya adalah merestrukturasi perusahaan. Di masa kepemimpinannya, Ghani memangkas jumlah pimpinan di anak perusahaan PTPN. Ia merestruksturisasi lebih dari 40 jabatan di lingkungan perusahaan.
Kemudian, tata kelola perusahaan menjadi lebih sentralisasi. “Sebelumnya PTPN holding itu sebagai pemegang saham, sekarang merambah ke operasional. Saya ambil semua kewenangan,” kata Ghani.
Langkah ini mendapat dukungan, tidak hanya dari pimpinan Kementerian BUMN, pemegang saham, tetapi juga di sektor manajemen hingga serikat pekerja. Urusan tersebut berhasil barulah perbaikan di sektor lainnya menyusul.
Seperti rekrutmen pegawai hingga pengadaan barang. Ghani mengatakan, tidak sampai setahun melakukan perbaikan dan transformasi, PTPN kembali berhasil mencetak laba.
“Alhamdulillah, tahun 2023 ini sudah mulai menunjukkan buahnya,” pungkasnya. Selain menyampaikan kuliah umum, Ghani juga menandatangani Nota Kesepahaman dengan Unpad yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. Dr. Hendarmawan.
Posted in Edukasi