- Uncategorized
Minggu, 12 Nov 2023 13:24 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Dua bayi prematur meninggal di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza setelah unit perawatan intensif neonatal berhenti bekerja karena kekurangan listrik, kata direktur fasilitas tersebut.
Tiga puluh tujuh bayi lainnya, yang juga berada di unit perawatan intensif neonatal, berisiko kehilangan nyawa karena rumah sakit kehabisan bahan bakar untuk menghidupkan inkubator, Direktur Mohammed Abu Salmiya mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Sabtu, (11/11/2023).
“Sayangnya, kami telah kehilangan dua dari 39 bayi karena pemadaman listrik,” kata Abu Salmiya, kepala kompleks medis terbesar di Gaza. “Kami berbicara tentang bayi prematur yang membutuhkan perawatan yang sangat intensif.”
Ia menjelaskan, kedua bayi tersebut meninggal karena kurangnya bahan bakar di rumah sakit yang menyediakan listrik untuk inkubator untuk bayi Gaza dirawat.
Inkubator tersebut mengalirkan suhu hangat dan aliran oksigen yang konstan. Namun BBM yang tersedia tidak ada karena Gaza dikepung Israel sejak 7 Oktober 2023.
“Mereka meninggal karena suhu yang rendah dan kekurangan oksigen. Kami sekarang menggunakan metode primitif untuk membuat mereka tetap hidup,” kata direktur tersebut.
Ismail Yassin, ayah dari dua bayi perempuan prematur Mira dan Dahabdi mengatakan, ia terpisah dari anakbya berusia 33 hari itu. Lantaran ia mengungsi ke Gaza selatan bersama istrinya.
BACA JUGA : SERANGAN RUDAL RUSAK FASILITAS RS INDONESIA DI GAZA
“Mereka harus tinggal di inkubator di al-Shifa. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya. Saya tidak bisa memberikan keamanan kepada anak-anak saya yang baru lahir,” katanya.
ia juga telah memohon Palang Merah dan organisasi internasional untuk membantu memindahkan anaknya dan bayi-bayi Gaza lainnya.
Posted in Uncategorized