- Internasional
Kamis, 09 Nov 2023 10:26 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Ribuan warga Gaza mengungsi ke Selatan dengan berjalan kaki, mengibarkan bendera putih dan bergerak ke arah selatan untuk mencari tempat perlindungan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada hari Rabu, bahwa 15.000 warga Palestina telah meninggalkan Gaza Utara. Mereka menggunakan jalur lalu lintas utama, Jalan Salah al-Din.
Militer Israel memberikan waktu empat jam kepada ribuan warga Gaza utara untuk mengungsi pada hari Rabu kemarin, (8/11/2023).
Namun informasi mengenai operasi darat Israel terus berembus. “Orang-orang yang kami ajak bicara di Gaza mengatakan mereka melihat pasukan Israel berada di pos-pos di gedung-gedung di dekatnya,” ujar Alan Fisher dari Al Jazeera.
“Pada saat yang sama, kami melihat ribuan orang bergerak ke selatan – bukan konvoi mobil. Mereka berjalan kaki dan melambaikan bendera putih. Mereka bergerak bersama dengan kelompok besar dalam perjalanan putus asa ke selatan menuju masa depan yang tidak mereka ketahui,” lapor Fisher.
Kemudian dia mengutip tentara Israel yang mengatakan bahwa ada sekitar 100.000 orang yang tersisa di Jalur Gaza utara, dibandingkan dengan satu juta orang sebelumnya.
“Tentara Israel mengatakan bahwa ketika mereka berada di Gaza, mereka menyebut ‘mengencangkan jerat’ terhadap Hamas dan mereka menargetkan infrastruktur dan fasilitas persenjataan Hamas. Mereka akan menyerang sekeras mungkin setiap pejuang Hamas yang mereka temukan.”
Israel Terus Kepung Gaza
Sementara Israel mengatakan bahwa pasukan daratnya telah mengepung Kota Gaza dan terlibat dalam pertempuran dengan para pejuang dari kelompok-kelompok Palestina.
Disebutkan, ribuan warga Gaza tersebut tidak memiliki satupun tempat aman dari pemboman Israel. Lebih dari 70 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.
Sebelumnya, mayoritas -termasuk anak-anak, orang tua dan penyandang disabilitas – telah melarikan diri dengan membawa barang-barang yang minim.
Beberapa orang melaporkan bahwa mereka harus melintasi pos-pos pemeriksaan Israel untuk mencapai wilayah selatan dan menyaksikan penangkapan oleh pasukan Israel.
“Betapapun, mayoritas orang telah meninggalkan tanah mereka karena pengepungan telah menjadi hal yang mutlak di Gaza. Kami tidak memiliki air, listrik, dan tepung,” ujar Ameer Ghalban, kepada kantor berita Associated Press.
Sementara, salah satu warga juga bercerita tentang nasibnya. “Kami sedang duduk dengan tenang ketika tiba-tiba sebuah serangan udara F-16 mendarat dan meledakkannya. Seluruh blok, tiga rumah yang bersebelahan,” kata Mohammed Abu Daqa, warga lainnya.
Posted in Internasional