- Regional
Minggu, 05 Nov 2023 16:36 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–Gerak Jalan Mojokerto-Suroboyo (Mojosuro) merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan sejak tahun 1955. Awalnya, rute yang ditempuh adalah Pandaan-Surabaya untuk memperingati pertahanan sektor selatan Sungai Brantas, yang dikenal dengan Batalyon Cipto dan Abdullah.
Seperti dikutip dari Instagram resmi Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jawa Timur, @dispora_jatim, rute Pandaan-Surabaya dilaksanakan mulai Tahun 1955 hingga 1958.
Kemudian mulai tahun 1959 hingga meletusnya menjelang peristiwa PKI tahun 1965, rute gerak jalan dialihkan ke Mojokerto-Surabaya.
Pada tahun 1965, atau saat meletusnya peristiwa pemberontakan PKI, gerak jalan ini ditiadakan selama dua tahun, yakni dari 1965 hingga 1967.
Lalu setahun kemudian yakni 1968, Gerak Jalan Mojosuro kembali digelar. Hingga tahun 1973, gerak jalan digelar oleh KONI Jawa Timur.
Pada 1974-1997 Gerak Jalan Mojosuro juga digelar secara rutin. Bedanya, acara tersebut sekarang dikelola secara resmi oleh Pemprov Jatim.
Gerak Jalan Mojosuro kembali ditiadakan pada 1998-2005. Waktu itu era reformasi, di mana situasi politik dan ekonomi sedang labil.
Namun pada 2006-2019, Gerak Jalan Mojosuro digelar kembali secara rutin. Itu sebelum terjadi pandemi COVID-19, yang membuat gerak jalan tidak digelar pada 2020-2022.
Jarak yang akan ditempuh peserta sejauh 55 kilometer, dengan rute yang dilalui melintas Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya.
Dari kota Mojokerto, rute dimulai dari Lapangan Raden Wijaya di Jalan Raya Surodinawan, kemudian ke Jalan Tri Buana Tungga Dewi, Jalan Brawijaya, Jalan Kiai Wachid Jasyim, Jalan Bhayangkara, Jalan Gajah Mada, Jalan Raya Ajinomoto lalu menuju depan Pabrik Ciwi hingga ke Pasar Krian Sidoarjo yang menjadi lokasi Pos I.
Selanjutnya, rute gerak jalan menuju Jalan Trosobo, Jalan Raya Kletek, serta Jalan Sepanjang sekaligus dijadikan sebagai Pos II sebelum memasuki wilayah Kota Surabaya.
Masuk di Kota Surabaya, peserta melintasi Jalan Karang Pilang, Jalan Gunung Sari, Jalan Joyoboyo, depan Kebun Binatang Surabaya, Jalan Diponegoro, Jalan Pasar Kembang, Jalan Kedung Doro, Jalan Blauran, Jalan Bubutan, Jalan Pahlawan, Jalan Kebon Rojo, lalu garis akhir di Tugu Pahlawan Surabaya.
Setiap tahun gerak jalan ini diikuti ribuan peserta. Pesertanya sendiri terbuka untuk umum. Tahun ini, menurut catatan panitia peserta yang ikut sebanyak 8 ribuan orang.
Ada hadiah yang disediakan panitia untuk para pemenang. Total hadiah mencapai Rp 150 juta untuk perorangan maupun beregu.
Posted in Regional