- Bisnis dan Keuangan
Sabtu, 15 Apr 2023 13:46 WIB
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat mengatakan pandemi COVID-19 menghantam sektor penerbangan global pada 2020 dan 2021. Kemudian, pada 2022 sektor penerbangan memasuki periode pemulihan.
Periode terberat adalah pada 2020 dan 2021, di mana fokus kami pada tahun itu adalah efisiensi untuk tetap dapat menjaga konektivitas penerbangan.
“Kemudian pada 2022, AP II memasuki periode pemulihan dan berhasil memanfaatkan momentum dengan baik, memastikan ketersediaan slot time di bandara dan bersama maskapai membuka rute baru dan mengaktivasi rute-rute yang sempat nonaktif,” ucap Awaluddin.
Secara kumulatif, 20 bandara yang dikelola AP II pada periode Januari-Desember 2022 melayani sekitar 62 juta penumpang atau lebih banyak 100 persen dari 2021 sebanyak 31 juta penumpang.
Sementara untuk jumlah pergerakan pesawat naik 40 persen menjadi 510.000 penerbangan dari sebelumnya 360.000 penerbangan.
“Pada bottom line, AP II berhasil menorehkan laba bersih pada 2022 sebesar Rp91,90 miliar, dari sebelumnya pada 2021 masih negatif Rp3,79 triliun. Pencapaian pada 2022 ini adalah kali pertama AP II mencatatkan laba bersih sejak pandemi COVID-19 pada 2020,” ucap Awaluddin.
AP II menyebut peningkatan penumpang dan penerbangan ini juga didorong pemulihan sektor pariwisata nasional.
Bandara AP II menjadi pintu masuk destinasi pariwisata, di antaranya Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung, lalu Bandara Raja Sisingamangaraja XII di Tapanuli Utara yang berlokasi sekitar 30 menit dari Danau Toba.
Kemudian Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Bandara Minangkabau di Padang, dan sebagainya.
“Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu utama Indonesia juga menerima kedatangan wisatawan mancanegara sebagai lokasi transit untuk kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata di dalam negeri,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko AP II Hilda Savitri mengatakan kinerja positif perseroan pada 2022 juga tidak lepas dari upaya pengendalian cost melalui program cost leadership.
Melalui cost leadership, AP II dituntut untuk benar-benar efektif dan efisien guna mendukung pencapaian pendapatan (revenue). Cost yang dikeluarkan harus benar-benar tepat secara jumlah, waktu dan prioritas program.
“Pada tahun lalu, AP II berhasil melakukan efisiensi beban usaha sebesar 5 persen dari 2021,” ujar Hilda.
Pada 2023, AP II juga menyatakan optimistis kinerja akan semakin membaik sejalan dengan terus menguatnya pemulihan penerbangan nasional.
AP II memproyeksikan jumlah penumpang di 20 bandara AP II secara kumulatif pada 2023 mencapai 73 juta penumpang atau meningkat 18 persen dibandingkan dengan 2022.
Jumlah penumpang sebanyak 73 juta penumpang merefleksikan tingkat pemulihan (recovery rate) sebesar 81 persen dari 2019 saat belum ada pandemi COVID-19.
Posted in Bisnis dan Keuangan