- Regional
Selasa, 17 Okt 2023 17:22 WIB
Bekasi, Vibrasi.co–Sejumlah warga di perumahan Kabupaten Bekasi mulai kesulitan air lantaran volume air tanah di rumah mereka mulai mengalami kekeringan. Meskipun belum kering sama sekali, air yang keluar dari pompa listrik volumenya jauh berkurang dari normal.
Di Perumahan Graha Asri Residence, Desa Telajung, Cikarang Barat, sejumlah warga bahkan mengalami hal tersebut sejak sepekan terakhir. Untuk mengisi seember air misalnya, membutuhkan waktu hampir 30 menit karena air yang keluar sangat kecil volumenya.
“Sudah seminggu ini air yang keluar kecil sekali, sehingga seharian pompa air terus saya nyalakan sejak pagi supaya bisa penuh pada sore harinya,” ujar Asroi, warga Perumahan Graha Asri Residence kepada Vibrasi.co, Selasa (17/10/2023).
Memang tidak semua warga di perumahan tersebut mengalami penurunan volume air, namun jika dirunut sepekan terakhir, jumlah rumah yang menurun volume air sumurnya juga semakin bertambah.
Keringnya sumur pompa listrik juga dialami warga perumahan Graha Mustika Media, Telajung. Sejumlah warga mulai mengeluhkan volume air yang menurun drastis. Warga pun terpaksa mengambil air dari masjid atau musholla setempat.
Pantauan Vibrasi.co, kekeringan juga terjadi di Situ Burangkeng yang berlokasi di Desa Ciledug. Situ atau danau yang menjadi tempat penampungan air hujan untuk pencegahan banjir tersebut, tampak mulai menyusut.
Terlihat hanya bagian tengah danau yang saja masih ada airnya, sedangkan pinggiran danau sudah mengering dan tampak permukaannya. Padahal dalam kondisi normal, kedalaman danau ini dapat mencapai 1-1,5 meter.
Musim kemarau pada tahun ini memang tergolong panjang. Hingga pertengahan Oktober 2023 wilayah Jabodetabek belum juga diguyur hujan.
Tak hanya kemarau, Jabodetabek juga dilanda cuaca kering dan panas. Menurut BMKG, hal ini terjadi karena gerak semu matahari dan dampak El Nino.
BMKG memperkirakan musim hujan baru akan masuk pada Bulan November.
“Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September. Level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024,” demikian keterangan resmi BMKG yang dikutip Minggu (15/10/2023).
Menurut BMKG, awal musim hujan sendiri berkaitan erat dengan peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia. Saat ini, Monsun Asia sudah mulai memasuki wilayah Indonesia sehingga diprediksi bulan November akan mulai turun hujan.
Namun BMKG juga menyatakan, awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di Indonesia lantaran tingginya keragaman iklim.
Pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan, sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap mulai akhir Oktober hingga awal November.
Posted in Regional