- News
Kamis, 12 Okt 2023 15:35 WIB
Jakarta, Vibrasi.co–PT Kereta Api Indonesia (KAI) baru saja meluncurkan kereta luxury dengan layanan kompartemen mewah atau suite class, Selasa (10/10/2023).
Kereta kompartemen mewah yang dirangkaikan pada KA Bima relasi Gambir (JKT)-Gubeng (SBY) tersebut, bukanlah kereta mewah pertama yang dimiliki Indonesia. Sejarah kereta mewah bahkan sudah dimulai pada era 60-an.
KA Bintang Fajar dan Bintang Sendja
Kereta mewah pertama diluncurkan pada 6 Juli 1961. Saat itu Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata Mayjen TNI GPH Djatikusumo meresmikan kereta malam mewah dengan nama “Bintang Fajar” dan “Bintang Sendja”.
Bintang Fajar dan Bintang Sendja merupakan satu rangkaian kereta. Jika dioperasikan untuk relasi Jakarta-Surabaya namanya Bintang Fadjar, sedangkan jika dioperasikan arah sebaliknya Surabaya-Jakarta, namanya menjadi Bintang Sendja.
Selain mewah, kereta ini merupakan pelopor kereta yang beroperasi malam hari. Sebelumnya belum pernah ada kereta yang berjalan di malam hari.
Bintang Fajar/Bintang Sendja menyediakan dua kelas, yaitu kelas sleeper dan kelas biasa. Kelas sleeper inilah yang dikategorikan sebagai kelas mewah pertama dalam sejarah perkeretapian Indonesia.
Kelas sleeper terdiri dari 8 kompartemen, satu kompartemen berisi dua orang, dan hanya diperbolehkan diisi dengan yang berjenis kelamin sama. Tidak boleh satu kompartemen berisi lelaki dan perempuan meskipun sudah menikah.
Dikutip dari Histori Kereta Api Indonesia, di dalam kompartemen kelas sleeper ini terdapat wastafel, kursi yang diubah menjadi tempat tidur, dan di atasnya juga terdapat tempat tidur lipat.
Kemudian untuk kelas biasa, atau non sleeper, juga masih menggunakan sistem kompartemen, namun berisi 6 penumpang dalam setiap kompartemen. Berbeda dengan kelas slepeer, kursi dalam kompartemen kelas biasa ini tidak bisa diubah untuk tidur.
Harga tiket Bintang Fajar/Bintang Sendja untuk tujuan Jakarta-Surabaya dan sebaliknya adalah Rp 525 untuk kelas sleeper, dan Rp 350 untuk kelas biasa atau non sleeper.
Sebagai perbandingan, pada masa itu harga beras rata-rata adalah Rp 15 per kg, sehingga harga naik kereta mewah Jakarta-Surabaya setara dengan harga 35 kg beras.
KA Bima “Biru Malam”
Setelah kurang lebih beroperasi enam tahun, Bintang Fajar/Bintang Sendja akhirnya harus pensiun dan digantikan kereta sleeper yang baru, yaitu KA Bima, akronim dari kata “Biru Malam” sesuai dengan gerbongnya yang berwarna biru.
KA Bima menggantikan Bintang Fajar/Bintang Sendja dan mulai resmi dioperasikan pada 1 Juni 1967. Seperti Bintang Fajar/Bintang Sendja, KA Bima juga tergolong kereta pelopor. Kali ini KA Bima menjadi pelopor KA pertama yang menggunakan pendingin udara (AC).
KA Bima memiliki rute yang sama seperti pendahulunya, Bintang Fadjar dan Bintang Sendja, yaitu melalui stasiun Semarang Tawang dan Kedungjati atau lintas utara Jawa.
Setelah beberapa minggu berikutnya, rute mengalami perubahan, yaitu melalui stasiun Purwokerto dan Yogyakarta atau lintas tengah Jawa. Kereta api ini dilengkapi kereta tidur berwarna biru buatan Waggonbau Görlitz, Jerman Timur.
Selama tahun 1960-an hingga awal 1980-an, kereta api Bima beroperasi dengan susunan rangkaian kereta: 1 buah lokomotif (bercorak hijau-kuning PNKA/PJKA), 2 kereta sleeper kelas I (SAGW), 2 kereta sleeper kelas II (SBGW), 1 kereta makan (FW), 1 kereta pembangkit (DPW), dan 1 kereta bagasi.
Kereta sleeper SAGW—diperuntukkan bagi penumpang yang membayar tiket termahal—dilengkapi jendela lebar dengan lorong dan kompartemen yang luas, serta fasilitas lain seperti lemari pakaian, wastafel, serta tempat tidur yang dapat dilipat menjadi tempat duduk dan menghadap arah perjalanan.
Sedangkan kelas SBGW dilengkapi kaca jendela yang lebih pendek, fasilitas tempat tidur sebanyak tiga tingkat, serta tempat merokok di koridor.
KA Bima juga memiliki pramugari kereta yang memakai pakaian berwarna biru muda, dengan pet yang juga berwarna biru muda dan memakai sarung tangan berwarna putih.
Saat itu, KA Bima dikenal sebagai KA mewah, saking mewahnya “sejajar dengan kualitas hotel berbintang sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran untuk penginapan dan transportasi.
KA Bima juga dilengkapi dengan fasilitas lain, seperti lemari pakaian, wastafel, serta tempat tidur yang dapat dilipat menjadi tempat duduk menghadap arah perjalanan.
Tiket KA Bima dibanderol dengan harga mulai dari Rp 1.375-Rp 2.350. Pada 1967, harga tersebut terbilang cukup mahal, palagi situasi politik dan kemanan sedang tidak menentu sehingga membuat harga kebutuhan pokok melambung tinggi.
Sekitar dua puluh tahun beroperasi, kereta sleeper Bima akhirnya berhenti beroperasi pada awal tahun 1990an. PT KAI (dulu PJKA), mengubah seluruh kereta tidur ini menjadi kereta kelas eksekutif.
KA Suite Class “Bima Reborn”
Setelah 23 tahun KA Bima menjadi kereta express kelas bisnis dan eksekutif, pada Selasa (10/10/2023) PT KAI kembali mengoperasikan KA Bima, kali ini dengan kelas kompartemen mewah atau suite class.
Pelepasan KA Bima jurusan Gambir-Gubeng Surabaya dengan kompartemen suite class di gerbong belakang tersebut dilepas oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo pada pukul 17.00. KA Bima dijadwalkan tiba pukul 3.30 di Stasiun Surabaya Gubeng.
Didiek Hartantyo menuturkan rangkaian kereta baru ini memiliki kemewahan tersendiri. Hal itu tentunya untuk meningkatkan layanan dan pelayanan kepada pengguna kereta.
“Dengan kita meluncurkan KA Bima Reborn ini yang merupakan layanan high-end, merupakan suatu kelas yang lebih tinggi dibandingkan kereta luxury dan ini sekelas dari pada maskapai penerbangan kelas dunia. Mari kita sambut dengan layanan yang betul-betul berkelas menuju the next level menuju KAI baru, memaknai kereta api, memaknai Indonesia yang maju,” kata Didiek dalam sambutannya.
Didiek juga menjelaskan mengapa kelas kereta tersebut dihadirkan di kereta api Bima jurusan Jakarta-Surabaya, “Kereta kompartemen suite merupakan pengalaman baru tetapi diilhami Kereta Api Bima yang terdahulu suatu layanan yang sangat ekslusif,” ujar Didiek.
Kereta Suite Class Compartment juga dihadirkan di KA Argo Semeru relasi Gambir – Surabaya Gubeng pp (keberangkatan dari Gambir pukul 06.20, tiba di Surabaya Gubeng pukul 16.50. Dan Keberangkatan dari Surabaya Gubeng pukul 09.05, tiba di Gambir pukul 19.40. Kereta ruangan pribadi tersebut didesain untuk privasi pelanggan secara maksimal.
Dalam 1 kereta, terdapat 16 kompartemen. Di tiap ruangan tersebut, telah terpasang pintu geser yang dapat digerakkan secara otomatis. Desain ruangan didominasi oleh warna coklat keemasan dengan pencahayaan temaram guna memberikan kenyamanan untuk pelanggan. Adapun kursinya dapat direbahkan (reclining) hingga 180 derajat sehingga dapat berfungsi sebagai kasur tidur.
Kursi tersebut dapat diputar (revolving) sehingga penumpang dapat menyesuaikan dengan arah perjalanan kereta api. Selain sudut kemiringan sandaran kepala, kaki, dan badan, tingkat kehangatan dari kursi ini juga bisa diatur.
Kursi ini juga memiliki fitur pijat yang bisa disetel untuk berbagai teknik pijatan. Pada kursi ini juga ada baki lipat yang bisa difungsikan untuk meja makan atau meja kerja.
Di sisi dekat jendela terdapat Train Onboard Infotainment System berisi aneka film populer, musik dengan berbagai genre, hingga kanal televisi nasional yang bisa dinikmati sepanjang perjalanan.
Pelanggan juga dimanjakan dengan layanan makanan berupa hidangan pembuka, hidangan utama, hidangan penutup, serta aneka minuman dan berbagai layanan spesial lainnya. KAI memberikan tarif Kereta Suite Class Compartment untuk periode 10-31 Oktober 2023 dengan tiket seharga Rp1.950.000.
Posted in News