Cak Anam Berpulang, Para Aktivis Mengenang, Layar Perjuangan Akan Terus Terkembang

-
Senin, 09 Okt 2023 15:01 WIB

No Comments

cakanam

Surabaya, Vibrasi.co–Telah berpulang pagi ini, Senin, 9 Oktober 2023 pada pukul 05.45 WIB di Surabaya, tokoh dan sesepuh NU, Drs. H. A Choirul Anam pada usia 69 tahun. Jenazah tokoh yang akrab dipanggil Cak Anam itu akan disemayamkandi kediamannya, Jl. Kutisari Indah Barat IV/84 dan disalati masjid Jamin Kibar Kutisari, untuk selanjutnya dimakamkan di Jombang, tanah kelahirannya.

Cak Anam dikenal sebagai tokoh penggerak dan aktivis NU sejak di masa mudanya. Dia juga dikenal aktivis mengelola media-media NU baik di Jawa Timur maupun nasional, mulai Majalah AULA, Harian Duta Masyarakat, Tabloid WARTA dan sejumlah media lainnya. Cak Anam adalah penulis buku ‘babon’ NU yang selama puluhan tahun menjadi referensi utama para peneliti NU, dalam dan luar negeri.

Buku itu berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan NU, yang dilengkapi dan diterbitkan kembali dari Skripsi Cak Anam di IAIN Sunan Ampel Surabaya pada awal 1980an.

Cak Anam juga menulis buku biografi lengkap tentang Mbah Wahab sebagai inisiator, pendiri dan penggerak NU: Hidup dan perjuangannya. Bersama Effendy Choirie, Cak Anam menulis Arah dan Gerak Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Sebelum akhirnya, menepi dalam kehidupan aktivis dan kepengurusan NU, di masa mudanya Cak Anam dikenal sebagai komandan dan pemimpin anak muda, utamanya sejak menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor NU Jawa Timur. Saat NU mendirikan PKB, Cak Anam didaulat menjadi Ketua DPW PKB Jawa Timur untuk pertamakalinya.

Cak Anam adalah salah satu andalan Ketua Umum PBNU, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur utamanya saat menghadapi tekanan penguasa Orde Baru. Cak Anamlah yang diperintahkan Gus Dur mendampingi warga NU dan mengawal para kiai ketika berbagai teror dialamatkan pada Gus Dur dan NU sebagaimana Tragedi Dukun Santet, Operasi Naga Hijau, intervensi di berbagai muktamar NU, utamanya di Muktamar Cipasung.

Cak Anam, orang penting di lapangan di dibalik keputusan NU kembali ke Khittah dan sikap NU tentang Pancasila dan relasi agama-negara. Hebatnya, Cak Anam menuliskan semua apa yang disaksikan dan dilakukannya.

Nahdlatul Ulama dan para aktivisnya pun berduka. Rasa kehilangan itu, juga dirasakan semua kalangan.

“Salah satu kontributor utama selesainya penyelidikan Komnas HAM untuk peristiwa pembunuhan dukun santet di Banyuwangi, Jember dan Malang tahun 1998-1999. Swargi langgeng Cak Anam. Matur nuwun semuanya” tulis Beka Ulung Hapsara, komisioner KOMNASHAM periode lalu dalam akunnya di X, @bekahapsara

“Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga Cak Anam husnul khotimah. Dia sarjana pertama dari dalam yang memberi perhatian pada NU. Bukunya masih dipakai hingga sekarang. Pertemuan awal generasi muda NU yang kemudian melahirkan LKiS, Kelompok 164 dan lain-lain, di kampus Malang Kucecwara terselenggara di antaranya atas jasa Cak Anam,” kenang Hairus Salim, Ketua Yayasan LKiS Yogyakarta.

“Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Saya pernah diskusi dengan beliau di Unesa. Pak Anam sangat ramah dan mau berbagi informasi serta semangat dengan anak muda,” tulis Virdika Rizky Utama, penulis Buku ‘Menjerat Gus Dur’ via akun X @virdikaa.

Bahkan Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar juga memberikan kesaksian melalui akun @cakiminnow: “Innalillahy wainna ilaihy rojiun, Saya bersaksi Cak Anam itu orang baik, pejuang NU, sangat teguh memegang prinsip dan keyakinanya. Cak Anam itu pemimpin berani. Saya yakin Cak Anam menjadi barisan Hadrotussyaikh Mbah Hasyim Asyari di surga. Alfatihah.”

Di akun X, saya menulis begini: “Pagi ini, NU kehilangan pejuangnya. #CakAnam telah memberi arah kita, kemana seharusnya anak muda NU mengarahkan mata pedangnya. Kami semua bersaksi, Cak Anam orang baik, Jariyah, gerakan, legacy dan literasinya melimpah. Innalillah, Alfatehah. Aman Cak, perjuanganmu abadi.”

Sampeyan panutan kami. Dirimu tak hanya berjuang dan berkhidmah untuk NU, tapi juga menuliskan semua apa yang kau saksikan dan perjuangkan, demi sebuah keberlangsungan perjuangan para ulama. Alfatehah. Perjuangan belum selesai, tetapi semua obsesimu, sudah rapi kami catat. (sumber : jurnal9.tv)

Share :

Posted in

Berita Terkait

Rekomendasi untuk Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklanIKN

Berita Terbaru

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terpopuler

Share :